Gresik - Berbagai aspirasi masyarakat di Pulau Bawean diserap oleh anggota DPRD Gresik Lutfi Dhawam saat menggelar masa reses tahap III, Selasa (23/11/2021). Aspirasi itu di antaranya permasalahan air bersih, kelangkaan BBM untuk nelayan hingga kelangkaan pupuk.
Selama ini permasalahan air bersih di Gresik di Bawean masih menjadi permasalahan mendasar. Hal itu diungkapkan Syamsudin, salah satu warga Bawean. Menurutnya ketersediaan air bersih di Bawean sangat mendesak.
"Untuk menanggulangi hal itu perlu ada pembangunan instalasi yang baik agar manfaatnya bisa langsung dirasakan warga," ungkap Syamsudin.
Baca juga: Reses Ketua DPRD Jatim, Kader KSH Surabaya Sambat Gaji Kurang
Sulitnya para petani mendapat pupuk bersubsidi juga menjadi masalah klasik yang hingga kini terus dialami oleh petani Bawean. Masalah permodalan juga dibutuhkan para peternak di Pulau Putri (sebutan Pulau Bawean) untuk bisa lebih berkembang.
"Dari informasi yang kami dapat, masalah permodalan kami bisa mendapatkan melalui proposal. Hanya saja kami masih kesulitan untuk mendapatkan informasi itu," ucapnya.
Syamsudin juga menyuarakan permasalahan yang dialami para nelayan Bawean. Selain permasalahan kelangkaaan bahan bakar minyak (BBM) dalam hal ini adalah solar yang menjadi kebutuhan utama untuk menjalankan mesin perahu.
"Kami memohon bantuannya dari Anggota DPRD Gresik untuk membantu mencarikan solusi terkait beberapa kondisi yang kami alami di Pulau Bawean," harap Syamsudin.
Sementara Ridawi, konstituen lainnya yang hadir dalam reses juga berkeluh kesah soal masih maraknya oknum nelayan yang menggunakan jaring cantrang atau trawl untuk menangkap ikan.
Karena itu dalam kesempatan ini dirinya berharap keseriusan pemerintah melakukan penertiban terhadap nelayan yang melanggar aturan tersebut.
Baca juga: Bawaslu Surabaya Tegaskan Dilarang Kampanye saat Reses, tapi Faktanya?
"Tolong ditindaklanjuti soal penggunaan jaring cantrang ini, karena sangat meresahkan nelayan di sini. Harapannya ada ketegasan dalam penindakan kepada mereka yang tetap memakai jaring cantrang untuk menangkap ikan," beber Ridawi.
Setelah mendengarkan berbagai keluhan tersebut Lutfi Dhawam menegaskan jika dirinya selaku wakil rakyat berkomitmen untuk menindaklanjuti hal tersebut.
Dhawam menambahkan, terkait penggunaan mini trawl atau cantrang, para nelayan bisa melaporkan langsung ke Polair yang ada di Pulau Bawean. Sebab, penindakan berada di kewenangan Polair.
"Kewenangan pesisir pantai menjadi milik pemerintah provinsi dan pusat," jelas dia.
Baca juga: Ragam Keluhan Warga dalam Reses DPRD Surabaya
Sedangkan terkait kelangkaan BBM solar untuk nelayan, Politisi Partai Gerindra itu menyampaikan jika permasalahan tersebut juga dialami oleh para nelayan di Pulau Jawa.
"Apa yang bapak dan ibu sampaikan terkait kondisi di lingkungan masing-masing akan saya catat semua untuk ditindaklanjuti di tingkat kabupaten," ujar Dhawam.
Sementara untuk permodalan, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Gresik itu menjelaskan, hal itu bisa diajukan melalui hibah. Adapun persyaratan wajibnya harus diajukan secara kelompok. Baik kelompok di sektor pertanian maupun peternakan.
"Termasuk UMKM juga bisa mengajukan bantuan tetapi secara berkelompok. Mekanismenya melalui pengajuan proposal. Nanti akan ditindaklanjuti," pungkasnya. (ADV)