Mojokerto - Dua ekor sapi Ongole terlihat melintas di Dusun Suru Kidul, Desa Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (6/3/2022). Hewan berbadan besar itu ditunggangi warga layaknya hewan tunggangan seperti kuda.
Sapi tunggang jenis Ongole adalah hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa berwarna putih. Hewan yang dijinakkan selama beberapa bulan tersebut ditunggangi Cak Sudir di jalan raya Mojokerto-Gresik hingga ke hutan Dawarblandong.
Joni dan Compreng, nama sapi tunggang itu berbobot 400 dan 320 kilogram. Cak Sudir mengatakan, dua sapi miliknya sering diajaknya berjalan-jalan ke warung kopi favoritnya. Uniknya, Joni dan Compreng justru mengamuk jika tidak diajak berkeliling.
Baca juga: KA Tabrak Trailer, 60 Penumpang Selamat, Puskeswan di Jombang
"Kalau gak diajak jalan-jalan protes malah. Kaya ngamuk gitu, tali tambangnya ditarik-tarik pas malam. Terus ngeluari suara keras, tanda dia minta keliling. Mau gak mau tetap jalan," ujar Cak Sudir.
Sebelum ditunggangi, Joni dan Compreng dilengkapi pelana dan aksesoris lainnya. Dua sapi ini, lanjut Cak Sudir, pernah mengikuti kontes di pasar hewan Balongpanggang, Gresik pada awal Maret 2022 lalu.
"Sebelumnya ya harus dipasang dulu aksesorisnya, biar gak sakit pas ditunggangi. Biar gagah juga, sama kaya kuda gitu. Cuman ini kaki Joni sama Compreng belum saya kasih pelana," kata Sudirman, sambil melepas senyum.
Baca juga: Info Pecinta Hewan dan Peternak! Sekarang Sudah Ada Puskeswan di Jombang
Suami dari Sulastri ini mengurai, tidak ada kesulitan dalam merawat sapi tunggang. Untuk pakannya, sapi cukup diberi konsentrat tiga kali sehari dan juga dimandikan.
Pria yang sudah hampir 14 tahun berkecimpung di dunia perawatan sapi tersebut menambahkan, pentingnya sentuhan emosional saat berinteraksi dengan sapi tunggang. Cak Sudir biasa membelai sapi tunggangnya setiap hari pada pukul 21.00 WIB sebelum beristirahat.
Baca juga: Menengok Shelter Kucing Liar di Jombang Milik Kuli Bangunan
"Kaya anak gitulah, malam sebelum istirahat pasti saya elus-elus dulu. Semuanya dari hati, ini saya masih usaha supaya bisa naik dari arah kepalanya. Tinggal itu saja yang belum," tukasnya.
Meski banyak yang berusaha membeli Joni dengan harga tinggi, Cak Sudir menegaskan tak akan menjual sapi kesayangannya. Seorang pengendara yang ditemuinya di Jalan Mojokerto-Gresikm pernah menawar seharga Rp35 juta dan langsung ditolaknya. Meski demikian, ia tak menutup kemungkinan akan menyediakan jasa menunggang sapi di tempat tinggalnya.
"Sempat ada yang nawar. Mau dibeli, pas saya ajak jalan-jalan. Ada mobil HRV berhenti, terus ngajak ngopi sambil nawar. Tapi tetap saya gak kasih. Gimana yah, ini kesayangan saya. Apalagi baru ikut kontes satu tahunan ini," tutupnya.