Jombang - Minyak goreng masih sulit ditemukan di pasar tradisional di Kabupaten Jombang, pasca-kebijakan Harga Eceran tertinggi (HET) naik.
Seperti terpantau di Pasar Pon Jombang, minyak goreng dalam kemasan sudah mengalami kekosongan sejak 3 hari kemarin. Untuk minyak goreng curah, penjual masih belum mendapatkan pasokan dari distributor.
Sukarman (47) pedagang minyak di Pasar Pon Jombang mengakui adanya kelangkaan minyak goreng, baik kemasan maupun minyak goreng curah.
Baca juga: Pemkab Kediri Terus Gerojok Minyak Goreng Curah Murah Sampai Kamis Lusa
Baca juga: HET Naik, Minyak Goreng Masih Langka di Lamongan
“Minyak masih langka dikit. Ya curah sama kemasan sama-sama langka, sejak kemarin,” ungkap Karman, Jumat (18/3/2022).
Dijelaskan Karman, sebelumnya ada pengumuman dari pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang, jika ada perubahan harga, lantaran turunnya kebijakan dari pemerintah pusat.
“Minyak curah bilangnya 11.300 ribu rupiah. Tapi gak jadi,” ujarnya.
Untuk saat ini, Karman menjual minyak goreng curah dengan harga Rp16 ribu per liter.
“Itu ambilnya, kalau jual ya 18 ribu rupiah per liter,” terangnya.
Sedangkan untuk minyak goreng kemasan, di toko tempat ia berjualan saat ini, tidak ada stok.
“(Minyak goreng) kemasan kosong stoknya sejak 3 hari ini. Kemarin ada tapi langsung habis. Untuk harganya yang kemasan 1 liter, itu harganya 23.900 rupiah, sedangkan kemasan 2 liter harganya 47.800 rupiah, tapi itu sulit juga nyarinya,” keluhnya.
Pasokan dari pabrik minyak goreng kemasan disebutnya akan datang pada hari Senin pekan depan.
“Itu kiriman dari Keratin. Kalau kemasan yang 1 liter jualnya 24 ribu rupiah, kalau 2 liter ya 48 ribu rupiah,” tukasnya.
Hal sama juga disampaikan Iwan (40), pedagang pasar Pon Jombang. Saat ini ia masih menjual minyak goreng curah stok lama, lantaran belum ada pasokan baru dari distributor.
“Stok minyak curah masih ada tapi stok lama, itu saja tinggal sedikit,” ucap Iwan.
Minyak goreng dengan harga sebagaimana diumumkan pemerintah melalui penetapan HET, diakuinya belum belum datang.
Baca juga: Pasar Murah di Kabupaten Kediri, Dinas Perdagangan Sediakan 4.000 Liter Migor
“Janjinya kalau gak besok ya dua hari lagi,” jelasnya.
Sedangkan minyak goreng dalam kemasan, tambahnya, distribusi dari pabrik ke pedagang pasar, belum lancar.
“Katanya hari Senin mulai disuplai lagi. Dan saat ini minyak goreng kemasan masih kosong,” tegasnya.
Iwan mengaku menjual stok lama minyak goreng curah dengan harga di atas HET yang ditetapkan pemerintah.
“Harganya saya jual 15 ribu rupiah, kan HET pemerintah 14 ribu rupiah,” tandasnya.
Sementara itu, Titin (58) warga Wersah gang II, salah satu konsumen minyak goreng di Pasar Pon, mengaku resah dengan tingginya harga minyak goreng. Selain harga minyak yang mahal, minyak goreng juga jadi sulit ditemukan.
“Yang kemasan itu mahal, untuk lebih hemat lagi saya beli minyak goreng curah seharga 18 ribu rupiah per liternya. Ya gimana ya minyak ini mahal, tapi saya memang membutuhkan,” sebutnya.
Baca juga: Pemkab Malang Gelontorkan 48 Ton Minyak Goreng Curah, Ini Lokasi Distribusinya
“Sekarang curah ada, yang kemasan gak ada. Ya saya beli yang curah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disdagrin Jombang, Hari Oetomo menampik kelangkaan minyak goreng di Jombang, baik minyak goreng kemasan maupun curah. Menurut laporan dari bidang, Hari menyebut, harga sudah kembali normal.
“Dari sisi para produsen seharusnya sudah normal kembali, jadi gak ada minyak langka. Karena masing-masing produsen sudah menjual dengan harga keekonomisan. Artinya dari pabrik sudah los,” kata Hari.
Hari menyebut harga minyak goreng kemasan maupun curah juga sudah sesuai dengan HET yang dtetapkan pemerintah.
“Yang jelas kalau kemasan itu naik ya bisa sampai dua kali lipat, kemarin yang 15 ribu sekarang jadi 22, 23 untuk satu liter, kalau curah ada yang 14, 15 per liternya,” ucap Hari.
Ia mengakui, jika permintaan minyak goreng curah yang naik paling signifikan.
“Itu kebutuhan yang paling banyak itu curah pak,” pungkasnya.