Jombang - Menjelang bulan suci Ramadan, jumlah peziarah di makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, membludak.
Pengurus Ponpes Tebuireng, Ustaz Iskandar menjelaskan, naiknya jumlah peziarah di makam Gus Dur terjadi sejak dua pekan terakhir. Hal ini disebabkan jelang datangnya bulan suci Ramadan.
Dalam satu hari, jumlah peziarah bisa mencapai 10 ribu sampai 15 ribu orang.
Baca juga: Hore! 2 Warga Dapat Hadiah Motor Gebyar Vaksinasi Ramadan Polres Batu
“Sejak masuk bulan Sya’ban sudah pertengah mendekati Ramadaan ini jumlah peziarah meningkat," terangnya, Minggu (27/3/2022).
Dari catatan pihak Ponpes Tebuireng, jumlah peziarah di hari biasa bisa mencapai 3 ribu orang. Untuk itu, pihaknya memperkirakan jumlah peziarah akan semakin meningkat seiring semakin dekatnya bulan Ramadan.
Ponpes Tebuireng juga sudah memberlakukan jam ziarah, yakni pada pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.
"Kita batasi dari jam 8 pagi sampai jam 13 siang setiap hari. Perkiraan 10 sampai 15 ribu peningkatannya. Biasanya hari hari biasa itu 3 ribuan. Ini jelang Ramadan peningkatannya signifikan sekali,” jelasnya.
Baca juga: Polisi Berkostum Power Rangers Bagikan Takjil di Jombang, Anak-anak Semringah
Surya Fajar Rasyid, peziarah asal Sumenep mengaku, tradisi ziarah makam jelang puasa merupakan bagian dari tradisi umat Islam di Indonesia khususnya kalangan Nahdhatul Ulama.
Tradisi ini dilakukan dengan cara menggelar doa bersama untuk mendoakan orang tua serta ulama-ulama panutan mereka.
"Tiap tahun kita ziarah, kadang lima wali kadang 9 wali termasuk ke makam Gus Dur. Mereka lebih dekat Allah. Kita memohon kepada Allah agar puasa lancar,” ujarnya.
Baca juga: SIG Salurkan Bantuan Rp7,62 Miliar dalam Rangkaian Ramadan Berbagi 2022
Pantauan di lokasi, peziarah tak hanya menggelar zikir tahlil di depan pusara Gus Dur, Gus Sholah dan Kiai Haji Hasyim Asyari. Ribuan orang juga nampak rela berdesakan agar bisa menggelar doa bersama.
Ribuan peziarah yang datang mengalir memenuhi setiap sudut komplek pemakaman di pondok pesantren yang didirikan Hadratus Syhaik Kiai Haji Hasyim Asyari, ini.
Selain dari Jawa Timur dan sekitarnya, para peziarah juga datang dari berbagai wilayah lain di Pulau Jawa.