Mojokerto - Puluhan peternak atau pedagang kambing berkumpul di rumah potong hewan (RPH) sebelah utara pasar hewan Ngrame, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Mereka datang sambil membawa kambing untuk menyampaikan aspirasi ke Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Forkopimda terkait penutupan pasar hewan akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Perwakilan peternak kambing, Sumadi Sahroni mengatakan, keinginan mereka agar pasar hewan yang ada di Kabupaten Mojokerto tetap buka.
Baca juga: Manfaatkan Media Sosial, Peternak Lamongan Raup Cuan di Momen Idul Adha
"Keinginan teman-teman ini, pasar hewan walaupun ada masalah dampak penyakit PMK ke hewan sapi, kalau bisa pasar kambing jangan ditutup," kata Sahroni, Rabu (11/5/2022).
Ia menambahkan, pasar hewan ditutup akan berdampak terhadap peternak dan beberapa permintaan daging yang akan melakukan hajatan.
"Ya melebar ke kebutuhan, disamping ke pesanan-pesanan orang hajatan, daging naik melambung juga dan tidak ada pasokan. Tidak ada transaksi, ini hanya berkumpul untuk menyampaikan aspirasi," ungkapnya.
Baca juga: Menengok Peternakan Kambing Kontes di Lojejer Jember, Harganya Sampai Rp25 Juta
Menurut Sahroni, untuk saat ini tidak ada keluhan dari peternak kambing yang terkena wabah penyakit mulut dan kuku.
"Alhamdulillah kambing belum ada (terjangkit PMK)," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Pemkab Mojokerto, Nurul Istiqomah menjelaskan, dirinya memahami aksi yang dilakukan oleh peternak kambing.
Baca juga: Gus Ipul Kukuhkan Agen Pelapor Peternak Peduli Penyakit Hewan
"PMK ini bisa menjangkit jenis hewan berkuku belah seperti kerbau, sapi, kambing, kuda, babi. Ya mudah-mudahan saja yang terserang hanya sapi, kami tidak menginginkan kambing terserang. Kita ini pemerintah mengantisipasi karena ini virus bisa menyerang kapan saja ke hewan dan tidak menyerang manusia," paparnya.
"Kami memahami teman-teman peternak kambing, karena dua bulan lagi Idul Adha. Kalau virusnya mereda segera kami Pemkab Mojokerto akan membuka pasar hewan," pungkasnya.