Surabaya - Beragam riset terkini membuktikan kanker disebabkan oleh dysbiosis disamping faktor genetik.
Manakala mikrobiota usus didominasi oleh bakteri yang merugikan atau patogen terjadilah dysbiosis. Permeabilitas usus meningkat (leaky gut) sehingga bisa terjadi translokasi bakteri dan toxinnya.
Baca juga: Cara Sederhana Merawat Kulit saat Suhu Udara Ekstra Hot
Patogen seperti bacteroides fragilis, escherichia coli dan clostridium difficile menghasilkan enzim pro-carcinogenic seperti beta-glucosidase , beta-glucuronidase dan nitroreduktase. Enzim ini akan mengkatalisa senyawa pro-carcinogen menjadi carcinogen seperti notrosoamin, nitrit dan getah empedu sekunder (secondary bile acid).
Metabolit patogen ini nitrosoamin, nitrit, getah empedu sekunder dan radikal bebas menyebabkan kerusakan DNA sehingga sel menjadi tumbuh tidak terkendali (proliferasi meningkat) dan memperpanjang apoptosis (kematian terprogram sel). Inilah sel kanker.
Pada area kanker terjadi supresi imun akibat dominasi sel T jenis Treg. Treg akan menekan sel T yang lain yaitu Th1 dan Th2 sehingga pada awal pertumbuhan kanker tidak bergejala dan sel T pembunuh yang tugasnya memangsa sel kanker dan virus menjadi tidak aktif.
Dominasi Th17 juga terjadi pada area kanker, mengakibatkan terjadi proliferasi sel kanker yang merupakan aktivitas dari sitokin yang disintesa oleh Th17, yaitu IL-17 dan IL-23.
Sehingga pada area kanker terjadi immune escape, proliferasi sel kanker lolos dari sergapan sel T pembunuh dan tidak bergejala pada awal pertumbuhannya.
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Anak saat Cuaca Panas Ekstrem
Ikatan antara toxin patogen dengan reseptor sel dendritik menyebabkan aktivasi NF-kappaB, MAP p38 dan JNK. JNK pada gilirannya mengaktifkan pro-oncogenic Ras, lalu terjadi peningkatan proliferasi sel.
Di mana kerja probiotik dan metabolitnya?
Antioksidan yang merupakan metabolit probiotik seperti Gluthathione S Transferase, asam laktat dan CoQ10 dapat menetralisir radikal bebas dan metabolit patogen seperti senyawa nitroso dan nitrit. DNA menjadi stabil sehingga tidak tercipta sel kanker.
Dinding sel probiotik jenis lactobacillus dan bifidobacteria terbuat dari peptidoglikan. Peptidoglikan dapat mengikat enzim pro-carcinogeic dan terbuang bersama probiotik melalui BAB.
Baca juga: 7 Macam Makanan yang Cocok Dikonsumsi saat Musim Kemarau
Banyak riset terkini membuktikan bahwa SCFA (asam organik rantai pendek) seperti asetat, propionat, laktat dan khususnya butirat dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan mempercepat apoptosis (kematian terprogram sel). Jaringan kanker akan mengecil sampai akhirnya hilang manakala terpapar SCFA.
Suplementasi probiotik muktistrain akan merestorasi dysbiosis dengan cepat. Ketika terbangun eubiosis atau mikrobiota yang beragam dan seimbang maka sel imun dan responnya otomatis termodulasi seimbang. Tercipta keseimbangan antara sel Th1, Th2, Th17 dan Treg beserta sitokin-sitokinnya sehingga terbangun keseimbangan imun menggantikan keadaan supresi atau low imun.
Metabolit probiotik multistrain meningkatkan produksi sitokin proinflamasi CD1D yang berfungsi mengaktifasi sel T pembunuh (Natural Killer Cel) sehingga berada dalam level maksimal untuk melawan sel kanker dan virus.
PRO EM1 adalah suplemen kesehatan yang berisi probiotik multistrain yang hidup beserta metabolit aktifnya seperti SCFA, CoQ10, senyawa antiinflamasi alami dengan masa simpan yang panjang.