Surabaya - Dugaan perselingkuhan oknum anggota DPRD Surabaya yang berujung penganiayaan, kini juga didalami oleh Badan Kehormatan (BK) Dewan.
"Saya akan melihat, nanti baru kita proses. Tapi kita kan belum bisa membuat kesimpulan. Pasti kita proses karena itu pasti ada kronologinya," ujar Ketua BK DPRD Surabaya, Badrud Tamam saat dikonfirmasi jatimnow.com, Kamis (8/6/2022).
Baca juga:
Baca juga: Wanita di Banyuwangi Polisikan Suami Karena Selingkuh, Video Syur Jadi Bekal
- Geger Dugaan Perselingkuhan Oknum Anggota DPRD Surabaya Berujung Penganiayaan
- Pengakuan Korban Penganiayaan dalam Dugaan Perselingkuhan Anggota DPRD Surabaya
Tamam mengaku belum bisa berbuat banyak, karena belum disebutkan secara pasti siapa oknum anggota DPRD yang dimaksud itu.
"Kalau sekarang kan masih inisial," tambah dia.
Meski demikian, untuk menegakkan citra positif institusi DPRD, pihaknya memastikan akan menyiapkan sanksi, setelah menerima rekomendasi dari partai yang bersangkutan.
Baca juga: Suami di Kota Kediri Bakar Rumah Gegara Cemburu Istrinya Diduga Selingkuh
"Tergantung melihat kapasitasnya kasus, kalau memang kasusnya harus dipecat, ya kita pecat. Itu kan tidak hanya dari saya kan. Itu juga harus ada rekomendasi dari partai, misalnya. Butuh mekanisme, salah satunya dalam hal ini ya partai," tegasnya.
Di sisi lain, Tamam mengaku prihatin atas kabar dugaan perselingkuhan yang dilakukan oknum anggota DPRD Surabaya yang berujung penganiayaan tersebut.
"Kalau saya secara pribadi, sebagai teman ya prihatin," tandasnya.
Baca juga: Pria di Kota Mojokerto Berlumuran Darah Akibat Dipukuli Pakai Balok
Sebelumnya, seorang wanita berinisial Dw yang mengaku istri siri oknum anggota DPRD Surabaya mengadu ke Polsek Dukuh Pakis karena dianiaya oleh wanita lain yang sedang bersama suaminya di kamar apartemen kawasan elit Surabaya barat.
Dw mengaku dianiaya saat mencoba mencari suaminya di kamar lantai 12 apartemen tersebut. Dia naik ke atas setelah melihat mobil Fortuner hitam milik suaminya terparkir di apartemen itu.
Pencarian itu dilakukan Dw setelah suaminya pergi dari rumah selama tiga minggu dan tidak bisa dihubungi.