Gresik - Relawan Eco Enzym Indonesia (REEI) Kabupaten Gresik bersama PT Smelting melakukan sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan limbah organik sebagai cairan serbaguna eco enzym di Desa Sumberwaru, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Selasa (28/06). Cairan hasil olahan ibu rumah tangga itu ternyata bermanfaat menjadi disinfeksi bagi sapi yang terancam wabah penyakit kuku mulut (PMK). Para warga yang mengikuti kegiatan tampak antusias mendengarkan penjelasan dari pegiat REEI.
Relawan REEI Gresik Tatik Erawati menjabarkan, pembuatan eco enzym salah satu jalan untuk mengurangi sampah rumah tangga. Sebab bahan-bahan untuk pembuatan eco enzym merupakan sisa bahan pangan rumah tangga.
"Seperti kulit mangga, pisang, kulit pepaya dan sebagainya," papar Tatik.
Baca juga: Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan
Bahan-bahan itu kemudian difermentasi dalam bak plastik berpenutup rapat dengan campuran air dan gula merah. Prosesnya paling sebentar 90 hari. Penyimpanan harus diletakkan di tempat yang bersih dan teduh. Disarankan sebelah wadah diletakkan tanaman lidah mertua untuk menetralisasi gas metana.
"Jadi komposisinya sisa buah dan sayuran 3 kilogram, gula merah atau molases 1 kilogram, dan air 10 liter, ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk," kata Tatik.
Tatik menegaskan, bahan limbah rumah tangga yang dipakai untuk membuat eco enzym harus dalam keadaan segar dan tidak busuk.
"Disarankan lima jenis limbah organik dalam satu kali produksi," imbuhnya.
Baca juga: Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang
Nah, manfaat dari eco enzym banyak sekali. Mulai dari untuk detoksifikasi, cuci baju, obat luka, menghilangkan bau toilet, dapur dan garasi dan sebagainya. Saat pemakaian, cairan eco enzym dilarutkan dalam air. Komposisinya, satu botol air dalam tempat penyemprotan ditetesi satu atau dua tutup botol eco enzym.
"Bisa juga untuk pencegahan penyakit ternak seperti PMK dan membantu penyembuhan," urai Tatik.
Kepala Desa Sumberwaru Wringinanom Moch Sohidin menyampaikan terima kasih atas sosialisasi yang dilakukan REEI dan Smelting. Mereka telah mengedukasi warga memanfaatkan limbah dapur untuk eco enzym.
Baca juga: Musim Pancaroba, DKPP Kota Kediri Ingatkan Ancaman Flu pada Hewan Ternak
"Problem sampah rumah tangga bisa dikurangi dan manfaat eco enzym untuk peternakan bisa dipakai warga sini, kebetulan banyak juga yang punya ternak sapi dan kambing," katanya.
Senior Staff General Affairs PT Smelting Rachmayani menambahkan, pihaknya mendukung upaya yang dilakukan REEI. Selain karena eco enzym punya manfaat yang luar biasa, pengguna limbah rumah tangga juga bisa mengurangi penumpukan sampah di TPA.
"Kami mensuport teman-teman komunitas eco enzym. Bentuknya peralatan yabg dibutuhkan untuk produksinya. Tentu ini sejalan dengan visi smelting dalam pelestarian lingkungan," katanya.