jatimnow.com – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak di Kabupaten Ponorogo berdampak besar pada harga hewan ternak. Harga sapi mengalami penurunan drastis hingga 50 persen, sementara harga kambing juga turut anjlok.
Suyadi, pedagang sapi asal Desa Tajug, Kecamatan Siman, mengungkapkan bahwa sapi miliknya kini hanya ditawar setengah dari harga normal.
“Sapi saya ini cuma ditawar Rp8 juta per ekor. Padahal biasanya bisa laku Rp16 juta. Kondisinya sehat, tapi pembeli tetap menawar murah karena takut PMK,” ujarnya, Minggu (12/1/2025).
Kondisi pasar hewan yang tidak stabil membuat para peternak seperti Suyadi khawatir. Ia sempat membawa sapinya ke Pasar Hewan Jetis pada Jumat (10/1/2025) dengan harapan bisa segera menjual, namun harga yang ditawarkan jauh di bawah ekspektasi.
Penurunan harga ternak tidak hanya terjadi pada sapi, tetapi juga kambing. Hermanto, seorang pedagang kambing asal Kecamatan Bungkal, mengungkapkan bahwa harga kambing yang biasanya laku Rp2 juta per ekor kini hanya dihargai Rp1,7 juta.
Baca juga:
9 Pasar Hewan di Ponorogo Tutup 2 Pekan, Cegah Penyebaran PMK
“Penurunan harga ini cukup terasa, sekitar Rp300 ribu per ekor. Pembeli katanya takut PMK, meski sebenarnya kambing belum ada laporan terkena virus,” ujar Hermanto.
Ia juga menambahkan bahwa penutupan pasar hewan di beberapa daerah akibat PMK semakin mempersulit penjualan.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo, populasi sapi di wilayah tersebut mencapai 68 ribu ekor.
Baca juga:
Tekan Lonjakan PMK, Petugas Semprot Disinfektan di Pasar Hewan Tulungagung
Namun, 346 ekor sapi telah terkonfirmasi terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, tujuh ekor dilaporkan mati, tiga ekor harus dipotong paksa, dan 25 ekor berhasil sembuh.
Dengan kondisi ini, peternak berharap pemerintah dapat segera mengendalikan penyebaran wabah PMK agar pasar hewan kembali normal dan harga ternak stabil.
URL : https://jatimnow.com/baca-74649-wabah-pmk-di-ponorogo-harga-sapi-dan-kambing-anjlok