Mengenal Long Covid-19, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya

Senin, 05 Sep 2022 15:40 WIB
Reporter :
jatimnow.com
Ilustrasi Covid-19 (Foto: www.freepik.com)

Surabaya - Infeksi Coronavirus penyebab Covid-19 bisa menimbulkan gejala ringan sampai berat dalam beberapa minggu. Gejala ringan ini biasanya akan hilang sendiri, tapi kadang perlu terapi untuk yang bergejala berat.

Beberapa penyintas Covid-19 tetap mengalami gejala sampai beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Inilah yang dikenal sebagai Long Covid-19.

Penyebab Long Covid-19

Baca juga: Bank Jatim Terima Penghargaan Jatim Bangkit Awards, Supporting Pemulihan Dampak Pandemi

Long Covid-19 bukan merupakan infeksi aktif Coronavirus, tapi disebabkan respon imun yang berlebihan (overreactive immune response) setelah sistem imun berhasil membasmi serangan virus.

Paru-paru sejatinya bagian alam yang berada dalam tubuh kita. Setiap menit paru-paru terpapar 5 sampai 8 liter udara yang mengandung mikroorganisme dan toxinnya.

Pada waktu virus menginfeksi saluran pernafasan, sel imun direkrut ke paru-paru. Lalu sel imun memproduksi sitokin proinflamasi untuk membasmi virus.

Namun pada kasus Long Covid-19, walaupun virus sudah terbasmi, sitokin proinflamasi tetap diproduksi dan menyebabkan keradangan berkepanjangan (kronis) yang bisa merusak jaringan paru-paru.

Dampak Long Covid-19

Long Covid-19 tak hanya merusak paru-paru, tapi juga pembuluh darah, jantung hingga organ lainnya. Para peneliti menemukan ancaman gagal jantung dan stroke serta resiko diabetes tipe 2 mengintai lebih tinggi pada penyintas Covid-19 dibandingkan mereka yang belum terinfeksi.

Baca juga: Kontribusi Petrokimia Gresik Mendukung Jatim Bangkit Mendapat Apresiasi

Keradangan adalah pertahanan tubuh manakala mendapat jejas. Ada rekrutmen sel imun ke organ yang terdampak. Sel imun memproduksi sitokin proinflamasi untuk menghancurkan benda asing atau melumpuhkan virus melalui proses keradangan.

\

Namun keradangan yang berkepanjangan akibat sel imun terus memproduksi sitokin proinflamasi setelah patogen terbasmi dapat merusak organ. Inilah yang dinamakan respon imun yang berlebihan pada Long Covid-19.

Dysbiosis Penyebab Respon Imun yang Berlebihan

Mikrobiota usus yang beragam dan seimbang menjadi pendidik sel imun untuk memproduksi sitokin proinflamasi dan sitokin antiinflamasi dengan seimbang. Sitokin antiinflamasi berfungsi meredakan keradangan yang dipicu oleh sitokin proinflamasi untuk melumpuhkan virus. Sehingga setelah virus terbasmi, tidak terjadi kerusakan organ.

Baca juga: Kisah Pemasar Asuransi Syariah Memaknai Profesinya

Manakala patogen mengambil alih dominasi probiotik dalam mikrobiota usus (dysbiosis), maka sel imun memproduksi sitokin proinflamasi lebih banyak daripada sitokin antiinflamasi. Virus terbasmi tapi juga terjadi kerusakan organ.

Solusi Long Covid-19

Restorasi dysbiosis menjadi mikrobiota yang beragam dan seimbang dengan suplementasi probiotik multistrain. Pada gilirannya mikrobiota yang beragam dan seimbang mejadi penyeimbang respon imun. Dengan demikian Long Covid-19 dapat dicegah bahkan dipulihkan.

PRO EM1 adalah probiotik multistrain yang hidup dengan metabolit aktifnya, pembangun atau merestorasi dysbiosis menjadi mikrobiota yang beragam dan seimbang.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler