jatimnow.com - Sebelum ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya Jalan Ploso Timur III No 51 Surabaya, Angga Riski Pratama (24) warga asal Desa Bagelenan RT 001 RW 002, Kecamatan Srengat, Blitar, ternyata sempat menyampaikan pesan terakhir kepada ibunya.
Kisah itu diceritakan Muhammad Karli (48) ayah kandung dan Sulastri (47), ibu kandung korban yang Rabu (25/7/2018) pagi berada di TKP.
"Pesan itu disampaikan anak saya melalui sms kepada ibunya pada Minggu (22/7/2018) malam. Saat itu, dia sedang bertugas di Lombok, NTT," sebut Karli.
Baca juga: Pria Terjun dari Balkon Hotel di Surabaya, Teriak Selamat Tinggal
Baca juga: Seorang Teknisi PLN di Surabaya Ditemukan Gantung Diri di Kamar Kos
Secara detail, Karli membeberkan isi sms anaknya itu kepada ibunya.
"Sepurane aku dorong iso balik. Ojo hubungi aku sek. HP tak pateni' (Maafkan saya Ibu, saya belum bisa pulang. Jangan hubungi saya dulu. HPnya tak matikan)," urai Karli menirukan isi sms anaknya tersebut.
Darisanalah, Karli dan istrinya mengaku sama sekali tidak bisa menghubungi anaknya. Dan untuk memastikan kondisi anaknya, Karli menyuruh istrinya ke Surabaya pada Senin (23/7/2018). Tapi sampai di Surabaya, Sulastri tidak mendapati Angga. Sebab kantor PLN Ploso, Tambaksari Surabaya mengatakan Angga masih di Lombok.
Baca juga: Pria Jatuh dari Jendela Hotel di Surabaya, Diduga Bunuh Diri
Darisanalah, Sulastri kembali ke Blitar. Tapi Selasa (24/7/2018) HP Angga kembali tidak bisa dihubungi. Sehingga pada hari itupula, Sulastri memutuskan ke Surabaya bersama Karli suaminya. Sampai di Surabaya Selasa malam, keduanya tidak mendapati Angga. Bahkan sampai pagi keduanya menunggu.
Baca juga: Teknisi PLN Surabaya yang Gantung Diri, Berencana Menikah Sebulan Lagi
"Kami tidak bisa masuk ke dalam. Karena kamarnya terkunci. Saat pagi, kami ke lantai atas kamar anak saya. Ternyata kami intip dari luar, anak saya gantung diri," kata Karli.
"Dia (Angga) mau rapa'an ke KUA Senin (30/7/2018) besok, sebab dia akan menikah pada 26 Agustus 2018," sambung Karli.
Baca juga: Pria Tulungagung Mabuk Miras Oplosan Tewas Nyungsep di Parit
Sementara itu, sepanjang proses identifikasi dan evakuasi jasad Angga, Sulastri ibu kandung Angga terus menangis. Dia hanya bisa bercerita bahwa anak pertamanya itu merupakan anak yang baik, pendiam dan pekerja keras.
"Saya minta maaf. Dia anak kesayangan saya," ucapnya seraya terus meneteska air matanya.
Reporter: Narendra Bakrie
Editor: Arif Ardianto