Pixel Codejatimnow.com

Teknisi PLN Surabaya yang Gantung Diri, Berencana Menikah Sebulan Lagi

Proses evakuasi jenazah teknisi PLN yang gantung diri di kamar kos
Proses evakuasi jenazah teknisi PLN yang gantung diri di kamar kos

jatimnow.com - Jenazah Angga Riski Pratama (24), tenaga teknisi PLN yang tewas gantung diri dikamar kos Ploso Timur Surabaya sudah dievakuasi dan di bawa ke Kamar Mayat RSU dr Soetomo Surabaya, Rabu (25/7/2018).

Tali tambang yang dipakainya gantung diri juga sudah diamankan Polsek Tambaksari. Lantas apa penyebab Angga mengakhiri hidupnya?

"Dugaan sementara korban meninggal dunia karena bunuh diri dengan menggantungkan tubuhnya pada tali," sebut Kanit Reskrim Polsek Tambaksari, Iptu Didik Ariawan, Rabu (25/7/2018) di TKP.

Di kamar korban Jalan Ploso Timur III No 51 Surabaya itu, Didik dan Tim Inafis Polrestabes Surabaya tidak menemukan pesan terakhir yang mungkin saja ditulis korban. Hanya saja, HP milik korban turut diamankan di Mapolsek Tambaksari.

Di TKP, jatimnow.com sempat mewancarai Muhammad Karli (48) ayah kandung dan Sulastri (47), ibu kandung korban. Keduanya datang dari rumah asal korban yaitu dari Desa Bagelenan RT 001 RW 002, Kecamatan Srengat, Blitar.

"Dari Selasa (24/7/2018) kemarin, HP dia (Angga) tidak bisa dihubungi, sms juga tidak dibalas," ujar Karli.

Baca juga: Seorang Teknisi PLN di Surabaya Ditemukan Gantung Diri di Kamar Kos

Baca juga:
Geger, Warga Arjosari Kota Malang Ditemukan Gantung Diri di Rumahnya

Darisanalah, Karli dan istrinya memutuskan ke Surabaya dan tiba pada Selasa malam.

"Kami tidak bisa masuk ke dalam. Karena kamarnya terkunci. Saat pagi, kami ke lantai atas kamar anak saya. Ternyata kami intip dari luar, anak saya gantung diri," tambahnya.

"Dia mau rapa'an ke KUA Senin (30/7/2018) besok. Dan akan nikah pada 26 Agustus 2018," sambung Karli.

Sementara itu, sepanjang proses identifikasi dan evakuasi, Sulastri ibu kandung korban terus menangis. Dia hanya bisa bercerita bahwa anak pertamanya itu merupakan anak yang baik, pendiam dan pekerja keras.

Baca juga:
5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 1 Mendekatkan Sejarah dengan Generasi Muda

"Saya minta maaf. Dia anak kesayangan saya," ucapnya seraya terus meneteska air matanya.

Sedangkan proses evakuasi jasad korban cukup memakan tenaga. Selain harus menjebol kamar korban, petugas juga harus membopong jasad korban dari tangga kecil yang menghubungkan lantai 1 dan lantai dasar kos-kosan tersebut.

Reporter: Narendra Bakrie
Editor: Arif Ardianto