jatimnow.com - Berprofesi sebagai pemulung, tidak lantas menciutkan niat Miskat (70), warga Desa Alas Tengah, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo untuk berhaji. Berbekal keyakinan serta tekad, Miskat akhirnya dapat mengunjungi tanah suci pada tahun 2018 ini.
Cita-cita Miskat (70), yang berprofesi sebagai pemulung untuk berangkat ke tanah suci akhirnya tercapai. Untuk berangkat haji, pria ini rela bertirakat selama puluhan tahun.
Jemaah Calon Haji (JCH) yang tergabung dalam kloter 28 asal Kabupaten Probolinggo ini memiliki cita cita berhaji sejak muda.
Baca juga: Terserang Stroke, Kepulangan Satu Jemaah Haji Asal Blitar Tertunda
Setiap hari, Miskat mencari nafkah dengan mencari kardus, botol serta barang barang bekas lain. Berbekal ronjot dan sepeda tuanya, berkeliling lima desa dari pagi hingga sore.
Meski berpenghasilan tak menentu hasil dari memulung, duda dua anak ini dengan istikomah menyisihkan Rp 10.000 tiap harinya.
"Rezeki yang saya dapatkan tiap harinya paling banyak Rp 30 ribu, Saya buat untuk makan di warung sekali makan lima ribu, sehari dua kali," tutur Miskat, saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (25/7/2018) malam.
Baca juga: 217 Jemaah Haji Kloter 30 Tiba di Probolinggo
Untuk mewujudkan cita citanya menuju Baitulloh, ia menabung sedikit demi sedikit dari sisa uang hasil memulungnya dan dikumpulkan di lemari.
"Saya sudah lama menabung, kalau punya uang kadang tiga ribu, lima ribu ya saya tabung," ujarnya.
Ia menceritakan, berbekal uang lusuh sejumlah Rp 3 juta yang diikat dengan karet tepatnya pada pertengahan 2010, Miskat datang ke Pemilik salah satu KBIH di Probolinggo bernama H. Saiful menyampaikan keinginannya untuk berhaji.
Baca juga: Sakit, Kepulangan Empat Jemaah Haji Asal Jawa Timur ini Tertunda
Lantas Miskat diantarkan untuk mendaftar haji dana talangan dengan jaminan pemilik KBIH itu. Hinga mendekati satu tahun jatuh tempo pelunasan dana talangan, Miskat belum bisa melunasi.
Saiful menuturkan, dana talangan dapat dilunasi Miskat hingga 3 tahun. Saat ini Miskat mulai sakit sesak. Ia tak dapat melakukan aktifitasnya sebagai pemulung. Namun ia tetap semangat pergi haji.
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto