jatimnow.com - Penjualan minyak goreng subsidi atau Minyakita dan curah di pasar tradisional Jombang, masih dijual mahal atau tidak sesuai aturan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Selain dijual mahal, stok ketersediaan minyak goreng tersebut juga langka. Yang aneh pedagang juga membuat aturan sendiri yakni masih memakai mekanisme bundling dengan produk lain ketika ingin beli minyak subsidi.
Ironis, peraturan terkait penjualan minyak goreng kemasan sederhana Minyakita belum diterapkan di Jombang. Padahal aturan Kemendag terkait mekanisme penjualan dan pembelian minyak goreng bersubsidi tersebut sudah diterbitkan pada tanggal 6 Februari 2023 lalu.
Baca juga: Polisi Bongkar Produsen Minyakita Palsu di Malang, Cek Sebelum Membeli
Muhammad Andi, pedagang minyak goreng di Pasar Pon Jombang mengaku sengaja menjual minyak subsidi di atas harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp14.000 menjadi Rp15.500 hingga Rp16.000 per liter.
"Minyak goreng subsidi dijual dengan harga tinggi sejak sebulan yang lalu. Ya Rp15.500 yang minyakita. Dan kalau beli harus kawin, beli minyakita sama apa gitu," ungkapnya, Kamis (16/2/2023)
Selain itu ia mengaku mahalnya penjualan minyak subsidi ini dikarenakan pasokan dari distributor tidak lancar.
Baca juga: Distributor Sembako di Sidoarjo Sambat Harga Naik Pembeli Sepi
"Ini kan dari distributor gak kirim. Di kawinkan dengan produk lain ini karena pasokan kurang," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang, Suwignyo menduga ada pihak kedua dari distributor yang menjual ke pengecer dengan harga yang tinggi. Sehingga pengecer menjual ke konsumen di atas HET.
"Kalau masih ada penjual eceran dengan harga di atas HET, kita ingatkan tapi mau gimana lagi karena meraka ambil di distributor kedua. Dimana mereka melepas (menjual) ke pedagang sekitar 14 lebih, sehingga ke pengecer jatuhnya 16 ribu," paparnya.
Baca juga: Senyum Para Pelaku UMKM Surabaya dapat 400 Liter Minyak Goreng Gratis
Untuk itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan kemendag untuk mengantasi hal tersebut.
"Kita akan berupaya komunikasi dengan kemendag untuk menyikapi persoalan itu," pungkasnya.