Pixel Codejatimnow.com

Distributor Sembako di Sidoarjo Sambat Harga Naik Pembeli Sepi

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahaddiini HM
Weni, salah satu distributor sembaki di Trosobo Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Weni, salah satu distributor sembaki di Trosobo Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kenaikan beberapa sembako tengah dirasakan oleh masyarakat Sidoarjo saat ini.

Weni Dwi Agustina (38), distributor sembako di Trosobo Sidoarjo menjelaskan beberapa sembako yang mengalami kenaikan harga.

"Harga naik di hari ini seperti gula, beras, minyak goreng dan salah satu mie instan yang sedang sulit kita dapat," tuturnya secara kepada jatimnow.com, Jumat (12/1/2024).

Weni melanjutkan, harga minyak goreng yang sebelumnya dibandrol Rp156 ribu per karton, sekarang tembus menjadi Rp165 ribu per karton di pasaran. Bahkan ada yang sampai Rp170 ribu tergantung toko yang menjual.

"Per karton minyak goreng kemasan 1 liter berisi 12, kalau kemasan 2 liter isinya 6," imbuhnya.

Selain itu juga kenaikan harga beras, awal Rp12,4 ribu per kilogram sekarang Rp12,6 ribu. Mi instan harga awal Rp105 ribu sekarang Rp109. Gula 50 kilogram per sak awalnya Rp725 ribu, sekarang jadi Rp740 ribu.

Lebih lanjut Weni menjelaskan bahwa saat ini beberapa toko atau agen mi instan banyak yang kosong.

"Perihal kenaikan harga kemungkinan karena sulitnya pasokan bahan baku sehingga permintaan banyak barang terbatas mengakibatkan kenaikan harga di pasaran," duga Weni.

Weni juga menuturkan kenaikan harga-harga ini berdampak pada daya beli konsumen.

Baca juga:
Tekan Harga Pangan, Pemkot Malang Buka Opsi Kerja Sama Antar Daerah

"Sebelum harga naik, untuk pemesanan stabil per toko kurang lebih melayani 10 karton. Ada kenaikan harga, per toko saat ini orderan hanya 3 sampai 5 karton. Padahal sehari bisa mencapai 50 hingga 100 karton per hari untuk kapasitas minyak goreng," terangnya.

Begitu juga pada beras. Sebelum harga naik, beras kapasitas 5 kilograman order mencapai 50 pack dan 3 kilogram mencapai 30 pack dalam sehari. Sekarang harga naik jadi turun di bawah 10 pack.

Senada dengan Weni, Achmad Adi (31) penjual sembako warga Balongbendo juga mengeluhkan dampak kenaikan harga ini.

"Penjualan beras biasanya mencapai sampai 40 kilogram per hari kemasan 5 kilogram dari harga Rp73 ribu sekarang naik jadi Rp74 ribu," tuturnya.

Baca juga:
Kang Giri Sidak ke Pasar di Ponorogo, Ini Hasilnya

Ia melanjutkan biasa sebelum kenaikan harga mampu menjual minyak sejumlah 10 karton namun kini menurun.

"Kemarin Rp160 ribu, sekarang naik Rp 800 rupiah per karton. Jadi daya beli turun drastis, biasanya barang datang langsung banyak yang ambil," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa minyak goreng dalam satu hari biasanya laku 4 karton sebelum naik, sekarang hanya 2 karton setelah harga naik.

"Dari kenaikan ini berdampak pemasukan saya juga turun drastis karena kenaikan harga sembako," tutupnya.