jatimnow.com - Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) bekerja sama dengan Shelter Rumah Hati menggelar pementasan drama “Hikayat Selembar Tubuh”.
Drama yang diperankan lima anak yang sedang berkonflik dengan hukum (ABH) binaan Rumah Hati itu dihelat di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi Ubaya, Kamis (16/3/2023) malam.
Teater yang disutradarai oleh Achmad Zainuri, dengan supervisi Prof. Dr. Yusti Probowati Rahayu, Dr. Dra N.K.E. Triwijati, M.A., serta Dra. Ayuni, M.Si ini mendapat pendanaan dari Korea Hope Foundation.
Baca juga: BBJT Gelar Festival Teater Berbahasa Daerah, 20 SMA/SMA dan Sanggar Adu Akting
Drama berdurasi selama 1 jam 20 menit menceritakan lima anak bernama Linggar, Gatan, Charly, Ilham, dan Jian yang sedang bermasalah dengan kerumitan hidupnya masing-masing.
Gatan dengan kasus kriminalnya sehingga menyulitkan lingkaran keluarganya. Linggar dan Ilham yang membeli barang curian dan dituduh oleh pihak yang berwajib sebagai tukang tadah. Sedangkan, Charly mengambil uang di kotak amal.
Lima anak tersebut merepresentasikan kisah nyata mereka yang pernah melakukan pelanggaran hukum, menentang orang tua, dan sebagainya.
"Drama ini menjadi terapi yang bertujuan untuk rehabilitasi. Ini adalah alat untuk mendidik mereka agar bisa bertanggung jawab. Ketika menceritakan peristiwa yang menurut mereka aib, hal itu sebagai latihan bagi mereka untuk dapat menerima diri sendiri," ujar Pendiri Rumah Hati, Prof Yusti, Jumat (17/3/2023).
Prof Yusti menambahkan terkait naskah yang dibawakan para anak-anak diberi kebebasan untuk menentukannya berdasarkan kesediaan bercerita.
"Pelatih hanya menyempurnakan yang didapat dari anak-anak. Ada yang berani terbuka dan tidak," imbuhnya.
"Sedangkan untuk persiapan dilakukan selama empat bulan bersama sutradara Achmad Zainuri. Mereka dilatih untuk menghafal naskah, olah vokal, kerja sama dalam tim, serta disiplin," bebernya.
Baca juga: Dahlan Iskan Ingin Teater di Surabaya Hidup Lagi
Prof. Yusti berharap, teater ini dapat menghapus stigma masyarakat tentang anak-anak yang bermasalah dengan hukum.
“Anak-anak bisa salah karena lingkungannya juga. Ketika mereka diberikan lingkungan yang baik, pasti mereka juga jadi baik. Melalui drama ini, semoga mereka bisa kembali ke masyarakat dan diterima dengan baik,” harapnya.