jatimnow.com - Berkesenian tidak hanya bisa dilakukan dengan menampilkan sebuah karya bernilai seni tinggi. Namun menggugah kesadaran masyarakat untuk menciptakan beragam benda bernilai dan bermanfaat pun merupakan bentuk berkesenian.
Upaya menggugah kesadaran masyarakat untuk berkreasi ini dilakukan seorang pemuda, Ageng Luky Prasetyo Aji, di tengah masyarakat Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
Luky menjelaskan, dirinya menggelar lokakarya untuk menggugah kesadaran masyarakat Waru yang tinggal di sekitar pasar loak.
Baca juga: Ketua Muhammadiyah Ajak Ratusan Seniman dan Budayawan Kemah di Batu, Ada Apa?
"Lokasi pasar loak seringkali dianggap sebagai kumuh dan kotor, padahal di balik itu menyimpan manfaat yang luar biasa. Nah, saya mengajak masyarakat sekitar lokasi tersebut untuk mengubah sudut pandang terhadap pasar loak ini," tuturnya.
Lebih jauh Luky menjelaskan, agenda berkesenian dalam Pekan Seni Kebudayaan 2023 Kemendikbudristek, dilakukan dengan menggelar beragam lokakarya bersama hingga akhir Oktober ini. Dengan judul kegiatan Permak Pernak Pernik Panggung dipresentasikan di Kongsi 8 Jatinegara, Jakarta Timur pada Jum'at malam (27/10/2023).
"Sesungguhnya barang-barang bekas di pasar loak atau di sekitar kita punya manfaat yang luar biasa jika kita kreatif dan kritis dalam merangkainya," lanjut Luky, Sabtu (28/10/2023) melalui telepon selular.
Luky mengajak warga Waru untuk berkreasi membuat dekorasi panggung, dengan cara memodifikasi barang-barang bekas dari pasar loak. Salah satu contohnya adalah dengan merangkai pernak pernik lampu dari barang bekas untuk dekorasi panggung agar dapat membantu para performer menampilkan diri dengan maksimal.
Baca juga: Tim Pantomim SDN 1 Klegen Kota Madiun Melaju ke FLS2N Tingkat Provinsi
"Salah satu penunjang pernak pernik panggung adalah di bagian lighting atau cahaya lampu. Lebih unik dan berseni ketika kita dapat menciptakan lampu panggung dengan barang bekas ataupun bahan yang dapat dimanfaatkan kembali serta ditunjang dengan bahan lain seperti dimmer, LED, saklar, dan kabel, " ungkapnya.
Luky memaparkan cara mengaplikasikan barang bekas untuk menjadi pernak-pernik lampu penunjang tampilan dekorasi panggung adalah dimulai dengan menentukan konsep.
"Sebelum merangkai, konsep atau bentuk lampu yang akan dibuat dengan barang bekas harus ditentukan dulu, supaya paham alur dalam merangkai instalansinya, terlebih kalau di mix dengan komponen elektronika, setelah konsep didapat, baru dirangkai satu persatu," terang Alumni Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang ini.
Barang-barang bekas yang digunakan berasal dari wadah atau barang yang tak terpakai, misal peralatan dapur, mainan juga kemasan tak terpakai, ataupun wadah lainnya.
Baca juga: Sanggar Tari Sari Kalam Banjarkematren Sidoarjo, jadi Kontrol Sosial Birokrasi Desa
Berbeda dari komponen biasanya yang hanya sekedar dirangkai, pada kegiatan Permak Pernak Pernik Panggung ini menggunakan modul dimmer sebagai pengatur cahaya lampu.
"Pakai modul dimmer, kebanyakan orang pakai dimmer untuk komponen elektronika yang berfungsi sebagai pengatur besar kecilnya arus listrik, disini dimmer kita gunakan untuk pengatur cahaya lampu," terangnya.
Luky menegaskan esensi dari kegiatan ini adalah sebagai bagian pemahaman atas penyadaran bahwa segala sesuatu di sekitar kita akan selalu mempunyai nilai manfaat lebih jika kita kreatif dan kritis dalam merangkainya.