jatimnow.com – Produksi garam yang melimpah di Probolinggo ternyata tidak berbanding lurus dengan harga di pasaran. Sebab, harga garam dengan kualitas bagus saja hanya berkisar di harga Rp 1.000.
“Kondisi ini (anjlok) sudah terjadi mulai sebulan lalu," kata ketua kelompok Petambak Garam Sejahtera Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan, Suparyono, Sabtu ( 8/9/2018).
Selain itu, saat ini petani garam tidak bisa mengirimkan produksinya ke pabrik pengolahan garam yang ada di Pasuruan, karena Pabrik di Pasuruan sudah kebanyakan stok dari garam Madura.
Baca juga: Dishub Sampang Imbau Pengusaha Tidak Angkut Garam Basah, Bahaya!
“Jadi, garam kita dikembalikan dan harus dikirim lagi ke pabrik pengolahan garam di Jember,” ujarnya.
Menurut Suparyono, kondisi cuaca saat ini memang sangat mendukung untuk memproduksi garam. Sebab, cuacanya sangat panas, sehingga sangat cocok untuk proses kristalisasi.
“Nah, saat in hasil produksi garam kami tergolong melimpah, tapi harganya malah murah,” imbuhnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh petani garam di Desa Randu Tatah, Kecamatan Paiton. Seniwi (50) mengatakan dengan murahnya harga jual di tengah panen melimpah, membuat para petani garam lemas.
Baca juga: PHE WMO Kembangkan 2 Inovasi Baru, Tingkatkan Produksi Garam di Bangkalan
"Meski hasil produksi bagus, namun harganya tidak mendukung. Saat ini harganya murah," jelasnya.
Oleh karena itu, Seniwi berharap beberapa hari ke depan, harga garam bisa kembali normal dan sesuai dengan harapan para petani, sehingga para petani garam ini bisa menikmati hasil produksinya itu.
"Semoga petani bisa menikmati hasil pertanian garam yang dimilikinya," pungkasnya.
Baca juga: Program Pengembangan Garam di Bangkalan Bawa PHE WMO Raih Proper Emas KLHK
Reporter: Mahfud Hidayatullah
Editor: Arif Ardianto