jatimnow.com - Kasus penderita Tuberkulosis (TBC) di Sidoarjo kian marak. Dalam 3 bulan terakhir, Januari-Maret 2024, sudah ditemukan 1.170 kasus TBC di Sidoarjo.
“Untuk periode Januari-Maret, ada 1.170 kasus penderita TBC di Sidoarjo," ucap Sub Koordinator P2PM Dinkes Sidoarjo dr Yanto Lipu saat dikonfirmasi, Kamis, (18/04/2024).
Angka tersebut menjadi indikator jumlah kasus yang ditangani, agar tidak sampai menular dan makin meluas. Penularan penyakit ini memang sangat mudah, yaitu melalui udara yang terkontaminasi bakteri penyebab TBC, mycobacterium tuberculosis.
Baca juga: Waspada TBC: Kenali, Cegah dan Obati Sampai Sembuh!
"Dari data Dinas Kesehatan Sidoarjo, penderita kasus TBC di Sidoarjo tahun 2023 lalu mencapai 6.140 kasus. Angka tersebut lebih dari target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI," ujarnya.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Sidoarjo terus melakukan kolaborasi dengan pihak terkait untuk penanganan kasus TBC.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinkes Sidoarjo dr Abdillah Segaf Al Hadad mengungkapkan, temuan banyaknya kasus TBC ini membuktikan bahwa pihaknya serius dalam melakukan deteksi dan penanganan.
"Dalam 3 tahun terakhir, capaian standar pelayanan minimal (SPM) terduga TBC di Sidoarjo terus mengalami peningkatan. Di tahun 2021 sebesar 44 persen dan 2022 naik drastis mencapai 131 persen serta 2023 sebesar 132 persen, hal ini menunjukan partisipasi aktif Pemkab Sidoarjo dalam penemuan kasus TBC," paparnya.
Baca juga: Ambisi RSUD dr Harjono Ponorogo di Perayaan HUT ke-106
Ia juga menyampaikan, jika ada warga terjangkit TBC, segera berobat ke Puskesmas ataupun rumah sakit Pemerintah atau swasta agar dapat segera cepat ditangani.
Seseorang yang terpapar penyakit tersebut biasanya menunjukkan gejala mudah lelah, batuk berdarah, sesak nafas, demam tinggi dan kehilangan nafsu makan.
“Obatnya gratis dari pemerintah, karena penuntasan kasus TBC ini menjadi program nasional," terangnya.
Ia melanjutkan, penyakit TBC dapat disembuhkan, jika pasien rutin berobat. Maka dari itu, penanganannya harus segera dilaksanakan jika sudah menunjukan tanda-tanda TBC.
Baca juga: Pemprov Jatim dan Pemkab Tulungagung Harus Gercep Tangani TBC
Ia juga menyarankan untuk orang yang beresiko TBC harus sadar memakai masker, sehingga penularan TBC bisa diminimkan.
Menurutnya, karena Dinkes Sidoarjo melakukan skrining TBC secara massiv. Harapannya, nanti pada tahun 2030 mendatang, kasus TBC di Indonesia harus bisa turun drastis atau tereliminasi kasusnya.
"Nantinya di tanggal 24 April, akan dilakukan acara skrining TBC di Ponpes yang ada di Kecamatan Jabon dan tanggal 25 April di Ponpes desa Sidodadi Kecamatan Candi," tutup dr Abdillah.