jatimnow.com - Sidoarjo memiliki sekolah non formal yang didirikan untuk pendidikan dan pelatihan gratis bagi masyarakat terpinggirkan. Yakni, Sekolah Alam Raya Boneka Tanah (SAR-BT) yang berlokasi di Griya Abhipraya jalan Bhayangkari Juwetkenongo, Porong Sidoarjo.
Founder yang juga Ketua Yayasan Sekolah Alam Raya Boneka Tanah (SAR-BT), Eka Rina Wahyuni,SH.,CLA (43) menjelaskan, sekolah ini dibangun sejak 1990an sebagai wadah kolektif bagi subkultur di Sidoarjo dan Surabaya untuk berkegiatan.
"Awalnya Sekolah Alam Raya Boneka Tanah berawal dari sebuah kolektif independen era pertengahan tahun 1990an, yang merupakan suatu wadah kolektif bagi subkultur di Sidoarjo dan Surabaya untuk berkegiatan dalam banyak bidang," ucapnya kepada jatimnow.com, Selasa (30/4/2024).
Baca juga: Menengok SDLB Anak Tunanetra Pertama di Surabaya
Warga Surya Residence Dukuhtengah Buduran Sidoarjo itu melanjutkan, saat itu tercatat resmi tanggal 12 November 1999 sebagai organisasi kesenian di bawah Diknas. Boneka Tanah kemudian menaungi kolektif dari eksistensi puluhan band di era itu.
Di awal tahun 2022, selain menyelanggarkan even musik indie dan membuat label rekaman dengan belasan lebih album kompilasi yang telah dirilis, Boneka Tanah kemudian terbagi dalam dua divisi.
"Sekarang sudah dibagi 2 divisi. Divisi pertama yaitu Boneka Tanah Subkultur yang bergerak di bidang seni budaya komunitas dan divisi dua adalah Sekolah Alam Raya Boneka Tanah (SAR-BT) yang bergerak di bidang pendidikan juga pelatihan gratis bagi masyarakat terpinggirkan atau kurang dapat perhatian sosial, seperti warga kurang mampu yang tidak bisa bersekolah karena tidak ada dana, kemudian masalah identitas kependudukan, mantan narapidana dan anak-anak berkebutuhan khusus," ujarnya.
Per tanggal 1 april 2022 SAR-BT resmi menjadi yayasan berbadan hukum sesuai dengan keputusan Menteri Hukum dan HAM RI yaitu sebagai yayasan non profit dengan menerapkan sistem kolektif, gotong royong dimana sumber pendanaannya, kepengurusan dan tenaga pendidik merupakan sumbangsih dari masyarakat dan untuk masyarakat yang bersifat sukarela.
"Saat ini selain pendidikan sekolah kejar paket, SAR-BT juga menekankan pada pelatihan agar anak didik berkembang menjadi insan mandiri dengan jalan membuka wawasan melatih ketrampilan serta mendampingi hingga mendapatkan perijinan usaha," tutur Eka yang berprofesi sebagai pengacara dan legal auditor ini.
Baca juga: Kampung Dongeng Surabaya, Ruang Bermain dan Belajar Anak yang Menyenangkan
Ia kemudian memaparkan filosofi di balik nama SAR-BT, "Sekolah Alam Raya Boneka Tanah bermakna bahwa pendidikan dapat diperoleh dari mana saja tanpa batasan apapun seluas alam raya, sedangkan boneka tanah mengandung arti manusia yang tercipta dari tanah," tambah Eka yang juga sebagai bagian Hardika Law Firm dan DPC Peradi Sidoarjo itu.
Selain melakukan MOU untuk memberikan pelatihan kerja di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya, SAR-BT juga mengadakan berbagai program yang telah berlangsung semenjak berdiri.
"Semenjak resmi kita sudah bangun banyak kegiatan antara lain kegiatan rutin untuk anak-anak berkebutuhan khusus (fun experience), kegiatan sablonase dan design grafis untuk Karang Taruna, kelas online bahasa Inggris, pelatihan mantan narapidana dan layanan konsultasi gratis untuk masyarakat umum di Griya Abhipraya hasil kerjasama SAR-BT dengan Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Surabaya, juga berbagai pelatihan lainnya seperti pelatihan budidaya lobster air tawar untuk untuk masyarakat sekitar Griya Abhipraya dan driver ojol perempuan," papar perempuan yang juga menjadi bagian dari Balakosa Law Firm dan IKA Unsri tersebut.
Segala kegiatan SAR-BT diadakan berdasar jadwal yang ditentukan, “Kegiatannya setiap hari dengan berbagai jenis, seperti membuat program pada pelatihan kerja, program pelatihan berkonflik hukum yang ditempatkan dengan vonis hukumannya yang dilakukan disana, kita siapkan kemudian program apa yang tepat dilakukan disana," terangnya.
Baca juga: Menengok Sekolah Peninggalan Belanda di Probolinggo, Bekas Gudang Kopi
Sementara itu untuk SAR-BT dengan kegiatan untuk anak berkebutuhan khusus seperti autis, tuna grahita dan tuna rungu dilaksanakan sebulan sekali di hari Minggu dan untuk pendidikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) diadakan seminggu sekali di Rabu minggu terakhir.
SAR-BT kini memiliki 30 orang volunter dengan 20 murid sekitar 20 orang serta peserta kegiatan generasi spesial (anak autis) sebanyak 20 orang.
Sebagai founder SAR-BT, Eka berharap kegiatan yang dilakukan bersama pihaknya mendapat dukungan dari berbagai macam pihak dan masyarakat sekitar.
"Terutama support dana dan donatur tetap agar kami tidak bingung melakukan kegiatan kedepannya. Berharap lebih banyak orang aware dengan sekitar dan berguna untuk sesama," tutupnya.