jatimnow.com - Bio Farma group melebarkan sayap dalam upaya memperkuat ketahanan fasilitas kesehatan medis. Upaya itu dibuktikan dalam pembekalan bertajuk Integrated Commercial Education yang digelar di Surabaya.
Menghadirkan sejumlah tenaga medis, farmasi, dan beberapa klinik kesehatan di Jawa Timur. Bio Farma bertekad membangun sinergitas antara BUMN dengan BUMD ataupun klinik-klinik kesehatan dari swasta.
Direktur Pemasaran Bio Farma Group, Kamelia Faisal mengungkapkan, forum tersebut diinisiasi sebagai upaya mempertemukan para tenaga kesehatan dari Jawa Timur untuk menyatukan persepsi.
Baca juga: Klinik ini Kenalkan Skin Booster untuk Tingkatkan Kualitas Kulit
"Hari ini adalah silaturahmi, kita harapkan bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan baik," kata Kamelia, Senin (1/7/2024).
Kamelia juga menerangkan, Bio Farma telah berinovasi dengan banyak mengenai obat-obatan yang bisa dimanfaatkan secata maksimal. Salah satunya, dengan membuat paracetamol karya anak bangsa.
"Kita sudah bisa membuat paracetamol sendiri bapak-ibu sekalian, semoga perusahaan, rumah sakit berkenan menggunakan produk dari kami," jelas dia.
Baca juga: Manfaat Ganda Lensa Premium pada Operasi Katarak
Sementara Perwakilan Dinas Kesehatan Jawa Timur drg Sulvi mengatakan, Jawa Timur telah memanfaatkan beberapa produk obat yang dibuat oleh Bio Farma. Seperti halnya vaksin.
Namun, dalam proses distribusinya, Pemprov Jawa Timur terkadang cukup kebingungan dengan beberapa vaksin yang belum tersertifikasi. Pasalnya, beberapa klinik atau fasilitas masih mempertanyakan tentang standar dan rekomendasi dari BPOM.
"Jadi kami berharap 14 vaksin yang sudah tersertifikasi halal, kami berharap vaksinnya benar-benar aman, efektif, dan mendapat rekomendasi dari BPOM," ucap Sulvi.
Baca juga: Morula IVF Indonesia Tawarkan Program May Happy Deal, Simak Yuk Moms!
Belum lagi, di beberapa wilayah di Jatim, lanjut Sulvi, ada beberapa kelompok yang hingga saat ini masih takut pada vaksin. Hal ini tentu menjadi tantangan pemerintah, bahwa kesadaran untuk menjaga imunitas belum dimiliki warga secara rata.
"Jawa Timur ada beberapa kelompok yang masih acuh terhadap vaksin, nah ini juga masih menjadi PR untuk kita semua," tandasnya.