Pixel Code jatimnow.com

Foto: Ponpes Cangaan, Oase Ilmu di Tengah Peradaban

Editor : Tim Jatimnow   Reporter : Ali Masduki
Santri melintas di halaman komplek pondok pesantren Cangaan, Sabtu (02/8/2025). Ponpes di JL. Jaksa Agung Suprapto, Gempeng, Bangil, Pasuruan ini merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Nusantara. Foto: Ali Masduki/JatimNow.com
Santri melintas di halaman komplek pondok pesantren Cangaan, Sabtu (02/8/2025). Ponpes di JL. Jaksa Agung Suprapto, Gempeng, Bangil, Pasuruan ini merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Nusantara. Foto: Ali Masduki/JatimNow.com

PONDOK Pesantren Cangaan. Di kalangan Nahdliyin, nama pondok pesantren di Pasuruan, Jawa Timur ini mungkin sudah sangat populer.

Namun, masyarakat di luar NU, terutama yang tinggal jauh dari Bangil, tempat ponpes berdiri, mungkin belum mengetahuinya.

Sejumlah santri berjalan menuju pondok pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Foto: Ali Masduki/JatimNow.comSejumlah santri berjalan menuju pondok pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Foto: Ali Masduki/JatimNow.com

Bagaimana jika disebut nama-nama ulama besar seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, Syaikhona Kholil Bangkalan, dan KH Chasbulloh?

Sembilan puluh persen warga negara Indonesia pasti mengenal mereka. Ketiga ulama tersebut adalah tokoh kharismatik, cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Foto Syaikhona Kholil Bangkalan terpampang di kamar tempat ulama besar ini pernah mondok di pesantren Cangaan.  Foto: Ali Masduki/JatimNow.comFoto Syaikhona Kholil Bangkalan terpampang di kamar tempat ulama besar ini pernah mondok di pesantren Cangaan. Foto: Ali Masduki/JatimNow.com

Ulama besar tidak lahir begitu saja. Mereka ditempa dalam kawah candradimuka, melalui disiplin yang ketat bimbingan guru yang tepat.

Di Pondok Pesantren Cangaan Bangil inilah, para ulama kharismatik tersebut menempuh pendidikan agama. Jejak mereka terukir dalam ingatan, menjadi oase yang menerangi jalan para santri masa kini dalam meraih masa depan di balik tembok-tembok tua.

Sejumlah santri belajar di salah satu kelas di pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Metode belajar mengajar masih tetap sederhana. Foto: Ali Masduki/JatimNow.comSejumlah santri belajar di salah satu kelas di pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Metode belajar mengajar masih tetap sederhana. Foto: Ali Masduki/JatimNow.com

Ponpes Cangaan memang tidak megah seperti pesantren modern. Namun, ada kisah yang layak dipertahankan tanpa mengubah keotentikan warisan leluhur.

Baca juga:
Cara Golkar Surabaya Peringarti HUT Partai ke-60

Jejak para pendiri NU tidak terlihat langsung dari jalan raya. Untuk mencapai tanah legenda yang berusia lebih dari 300 tahun ini, peziarah dapat memilih beberapa jalur, dari sisi barat atau timur.

Pondok pesantren Salafi ini terletak di tengah pemukiman keluarga dalem dan warga sekitar. Di area dalem, suasana religius sangat kental, bukan karena suara merdu santri mengaji, melainkan dari arsitektur bangunannya.

Sejumlah santri perempuan belajar di pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Metode belajar mengajar masih tetap sederhana. Foto: Ali Masduki/JatimNow.comSejumlah santri perempuan belajar di pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Metode belajar mengajar masih tetap sederhana. Foto: Ali Masduki/JatimNow.com

Sekilas tampak senyap. Sore itu, hanya ada beberapa anak kecil bermain bola di tengah pesantren dan sekelompok santri perempuan yang bersiap belajar.

Namun, di dalam bangunan tua, para santri laki-laki tampak khidmat belajar berbagai ilmu agama, termasuk kitab kuning, ciri khas pesantren NU.

Baca juga:
Paslon Risma - Gus Hans Siapkan Strategi Ini Menangkan Pilgub Jatim 2024

Cara belajarnya pun sederhana, masih seperti dulu. Santri dan guru duduk lesehan di lantai, dengan kitab dan alat tulis di meja panjang serta papan tulis hitam di depan.

Santri mengaji kitab huruf arab di pondok pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Foto: Ali Masduki/JatimNow.comSantri mengaji kitab huruf arab di pondok pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Foto: Ali Masduki/JatimNow.com

Suasana tenang, santai, dan tidak gaduh. Mungkin itulah cerminan pengajaran ilmu yang diajarkan para ulama dari masa ke masa.

Sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Nusantara, Pondok Pesantren Cangaan Pasuruan tidak hanya menjadi kawah candradimuka bagi generasi emas, tetapi juga tetap menjaga dan melestarikan etika timur yang luhur.

Sejumlah santri berjalan usai belajar di pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Etika timur yang luhur masih dipertahankan. Foto: Ali Masduki/JatimNow.comSejumlah santri berjalan usai belajar di pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, Sabtu (02/8/2025). Etika timur yang luhur masih dipertahankan. Foto: Ali Masduki/JatimNow.com