jatimnow.com – Sebanyak 23 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti pelatihan pertanian modern yang dilaksanakan oleh Etos Agro dan Organization for Industrial, Spiritually, Culture and Advancement (OISCA), sebuah organisasi yang berbasis di Jepang.
Mereka dilatih secara intensif bagaimana mengembangkan pertanian termasuk manajemen pengembangannya.
Pelatihan tersebut dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di perkebunan kawasan Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Selasa (25/9/2018).
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
Dalam kesempatan itu, Anas mengharapkan lulusan dari pelatihan bertajuk Smart Training Center (STC) OISCA Agro tersebut mampu mengembangkan pertanian hortikultura di Banyuwangi.
“Sekarang kunjungan wisatawan di Banyuwangi semakin meningkat. Permintaan buah pun juga bertambah. Jika saat ini, Banyuwangi telah sukses mengembangkan buah naga dan jeruk, saya kira juga perlu mengembangkan pertanian buah lainnya,” ungkap Anas.
Harapan yang disampaikan Anas tersebut bukan tanpa alasan. Mengingat pelatihan ini melibatkan banyak pihak yang kompeten.
Selain OISCA yang berbasis di Jepang, juga melibatkan beberapa kampus ternama dalam bidang pertanian. Mulai dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang hingga National Chung Hsing University (NCHU) Taichung, Taiwan.
"Taichung merupakan salah satu daerah yang cukup sukses industri pertanian buahnya. Jadi, saya ingin ke depannya, kerja sama dengan National Chung Hsing University ini bisa ditingkatkan lebih jauh,” ujarnya.
Perwakilan dari National Chung Hsing University, Lin Yung Kai, menyambut antusias gagasan tersebut. Ia memiliki harapan pertanian Indonesia, khususnya di Banyuwangi, bisa memiliki kualitas bertaraf internasional.
Baca juga: Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
“Ide bagus untuk mengembangkan pertanian buah di sini. Akan kami kaji lebih lanjut," kata Lin Yung.
Ditambahkan Lin Yung Kai, pelatihan ini juga mengajarkan kepada peserta tentang tiga hal penting yang harus dikuasai oleh petani untuk bisa memiliki kualitas bertaraf internasional. "Pertanian modern, profesional dan berwawasan lingkungan. Itu kuncinya,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Luar Negeri OISCA International Japan, Akira Morita mengatakan tujuan utama dari OISCA menggelar berbagai pelatihan pertanian adalah upaya untuk turut serta untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari sektor pertanian.
Direktur STC OISCA Banyuwangi Basoenondo menjelaskan, pelatihan tersebut diikuti oleh 23 peserta. Selain dari Banyuwangi sendiri, juga diikuti oleh beberapa peserta dari luar kota.
“Mereka akan dilatih selama sembilan bulan. Tidak hanya dilatih secara teknis, tapi juga dibina karakternya untuk bisa menjadi seorang petani yang profesional,” ungkap Basoenondo.
Baca juga: Hasil Survei PRC, Warga Lamongan Puas Kinerja Yuhronur Efendi-Abdul Rouf
Selama sembilan bulan tersebut, semua akomodasi dan fasilitas ditanggung oleh OISCA. Mereka akan memanfaatkan lahan dari perkebunan untuk mengeksplorasi berbagai ilmu yang telah dipelajarinya selama pelatihan.