jatimnow.com - Petugas gabungan melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung.
Mereka menyemprot cairan disinfektan secara merata, mulai dari tempat penjualan hewan hingga bagian pedagang makanan.
Penyemprotan tersebut dilakukan untuk menekan dan mencegah penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Baca juga: 9 Pasar Hewan di Ponorogo Tutup 2 Pekan, Cegah Penyebaran PMK
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung, Tutus Sumaryani mengatakan penyemprotan ini juga dilakukan di seluruh pasar hewan.
Sebelumnya, pihak Pemkab telah menutup pasar hewan selama 15 hari. Hal tersebut dilakukan guna memutus rantai penyebaran PMK yang jumlahnya terus bertambah.
"Penyemprotan dilakukan oleh dinas peternakan, disperindag, BPBD, TNI dan Polri untuk pelaksanaan di pasar hewan di wilayah dilakukan oleh koordinator pasar dan puskeswan setempat," ujarnya, Jumat (10/01/2024).
Penyemprotan disinfektan ini secara rutin dilakukan oleh petugas. Harapannya, saat pasar mulai beroperasi kondisinya sudah steril dari virus PMK.
Baca juga: PMK di Ponorogo: 157 Sapi Terjangkit, Hanya 1 Ekor Mati
Upaya penyemprotan ini dinilai cukup efektif untuk menekan kasus PMK. Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh petugas, rata-rata sapi yang terkena PMK baru didatangkan pemilik dari pasar hewan.
Sapi tersebbut terkena virus dari pasar hewan dan menulai
Tutus menambahkan, saat ini total sapi yang terjangkit PMK di Tulungagung mencapai 86 ekor.
Baca juga: Disnak Tegaskan Susu dan Daging Sapi asal Pasuruan Aman dari PMK
Sedangkan hewan ternak yang mati mencapai 9 ekor. Dari jumlah ini, sebanyak 6 ekor dipotong paksa.
Rata-rata hewan ternak yang terjangkit PMK adalah sapi. Sedangkan selama ini Disnakeswan Tulungagung belum menemukan kambing atau babi yang terjangkit.
"Untuk kambing, lalu lintas perdagangan hanya di tingkat lokal saja, mayoritas ternak yang terkena PMK adalah ternak yang baru dibeli di pasar," pungkasnya.