jatimnow.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan berhasil mengimplementasikan program ketahanan pangan dengan panen padi dengan luas lahan 1.8 hektar.
Keberhasilan ini diapresiasi banyak pihak, salah satunya Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono yang turut hadir dan memanen sendiri padi hasil tanam Lapas Lamongan.
Menurutnya, dari luas lahan tersebut diperkirakan mampu menghasilkan 9 ton padi berjenis varietas IR32.
Baca juga: Lapas Lamongan Bekali Tahanan Keterampilan Bikin Roti
"Meski hasil panen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cuaca, serangan hama, dan pasokan air, upaya ini menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung program ketahanan dan swasembada pangan yang digaungkan oleh Presiden Republik Indonesia," ungkapnya, Sabtu (19/7/2025).
Melalui Program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), diharapkan selain dapat menjadi sarana pembinaan kepribadian dan kemandirian warga binaan, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap kebutuhan pangan nasional.
Baca juga: 446 Warga Binaan Lapas Lamongan Terima Remisi Idul Fitri
“Ini adalah langkah positif yang tidak hanya membina warga binaan secara holistik, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan hasil panen ke depannya semakin meningkat,” ujarnya.
Senada, Heri Sulistyo Kalapas Kelas IIB Lamongan mengatakan warga binaan yang terlibat dalam pengelolaan pertanian dan budidaya perikanan mendapatkan premi berupa upah.
“Warga binaan tidak hanya dikerahkan tanpa imbalan, melainkan diberikan premi sebagai bentuk penghargaan atas kerja mereka,” katanya.
Baca juga: Lapas Lamongan Ajak Warga Binaan Bukber, Perkuat Toleransi dan Rasa Kekeluargaan
Sebagian hasil panen juga akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum di lapas, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh seluruh warga binaan.
“Tidak semua hasil panen dijual, karena ada persentase yang kita sisihkan untuk konsumsi warga binaan. Kami juga melibatkan penyedia bahan baku untuk memastikan keberlanjutan kegiatan ini,” ujar Heri.