SENIN, 4 Agustus 2025, kabut tipis menyelimuti lereng Gunung Arjuna, menciptakan suasana syahdu di kawasan wisata Jendela Langit, Tegal Kidul, Jatiarjo, Prigen, Pasuruan.
Keheningan pagi hanya diselingi suara sayup-sayup dari sebuah surau di kejauhan, sebuah melodi yang kontras dengan aktivitas yang akan segera dimulai di bawahnya.
Di sinilah, di antara hamparan hijau perbukitan dan aroma tanah pegunungan, terhampar cerita tentang transformasi para petani kopi binaan Pertamina.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Daya Saing UMKM melalui UMK Academy 2025
Mereka adalah anggota Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Arjuna Lestari, sekelompok petani yang wajahnya kini merefleksikan semangat dan optimisme.
Senyum tulus dan tawa lepas menghiasi wajah-wajah mereka saat jemari lincah memetik biji kopi Arabika berkualitas tinggi.
Emas hitam yang tumbuh subur di ketinggian 1.000 hingga 1.400 MDPL ini bukan sekadar sumber penghidupan, melainkan simbol harapan dan masa depan yang lebih baik.
Ketua LPHD Arjuna Lestari, Hidayat, menjelaskan bahwa agroforestry yang dijalankan di kawasan seluas 368 hektare ini fokus pada budidaya kopi dan buah-buahan.
Pilihan ini bukan tanpa alasan. Selain nilai ekonominya yang menjanjikan, kopi dan buah-buahan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tanaman ini membantu mencegah erosi dan banjir, selaras dengan prinsip perhutanan sosial yang berkelanjutan.
Namun, perjalanan menuju keberhasilan ini tidaklah mudah. Sebelum kolaborasi dengan Pertamina, para petani di Desa Jatiharjo telah bertahun-tahun menggarap perkebunan kopi secara tradisional.
Meskipun kerja keras mereka tak pernah putus, hasil yang didapat seringkali tidak sebanding dengan jerih payah yang dikeluarkan. Mereka terhimpit oleh sistem yang kurang menguntungkan, kesulitan bersaing dengan pemain besar di pasar hilir.
Situasi ini berubah drastis berkat program tanggung jawab sosial atau CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus yang telah berjalan selama dua tahun.
Sentuhan Pertamina bukan hanya berupa bantuan finansial, melainkan pendampingan dan pembinaan yang komprehensif. Program ini telah menyuntikkan energi positif dan semangat baru, mentransformasikan para petani dari keterbatasan menuju kemandirian.
"Selama dua tahun terakhir, kami mendapatkan banyak dukungan dari Pertamina, mulai dari penguatan kelembagaan, pengembangan usaha, hingga infrastruktur," ungkap Hidayat.
Dukungan tersebut meliputi pembinaan manajerial yang mencakup administrasi, pengelolaan kawasan, dan hubungan antar pengurus, anggota, serta pemerintah.
Pertamina juga membantu penyediaan dokumen penting, seperti pengukuran batas kawasan, pembuatan patok batas, dan papan sosialisasi.
Baca juga: Antrean BBM di Jember Terurai, Pertamina Pastikan Stok Aman
Bahkan, mereka juga dibantu dalam penyusunan Rencana Kerja Perhutanan Sosial (RPKS) dan rencana kerja 10 tahun ke depan. Kesempatan mengikuti pameran kopi di Bali pada tahun 2024 juga menjadi bukti nyata dukungan Pertamina.
Salah satu dampak paling signifikan dari kolaborasi ini adalah penyediaan akses air bersih. Dahulu, para petani harus bersusah payah mengangkut air dari sumber yang jauh.
Kini, berkat pipanisasi yang didanai Pertamina, air bersih telah menjangkau hampir seluruh area seluas 362 hektare. Sumber air diambil dari Tahura Air Suryo, yang berjarak dua jam perjalanan dari lokasi perkebunan.
Ketersediaan air bersih ini sangat krusial, terutama selama musim kemarau, menjaga agar tanaman kopi tetap subur dan produktif.
Tak hanya untuk pertanian, akses air bersih juga meningkatkan kualitas hidup para petani, memenuhi kebutuhan minum dan keperluan ibadah sehari-hari.
Dengan segala dukungan yang telah diterima, para petani kopi di lereng Arjuna kini menatap masa depan dengan penuh optimisme.
Baca juga: Direktur Pertamina Pantau Langsung Distribusi BBM ke Jember
Mereka berharap dukungan Pertamina akan berlanjut, membantu mereka mencapai kemandirian dan berkontribusi bagi perekonomian negara melalui pembayaran pajak.
Saat ini, green bean kopi dari lereng Arjuna ini sudah menjadi idola berbagai kafe di sejumlah kota di Indonesia, antara lain Surabaya, Yogyakarta, Batam, dan Jakarta, Pasuruan dan Malang.
Selain pasar domestik, LPHD Arjuna Lestari juga bekerja sama dengan perusahaan eksportir yang mengirim kopi ke beberapa negara di Asia dan Eropa, seperti Jepang, Amerika, Rusia, dan Turki.
Tahun ini, mereka mendapatkan pesanan 5 ton varietas kopi Yellow Caturra dari Amerika Serikat.