jatimnow.com-Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama jajaran Forkopimda dan perwakilan Kementerian Sosial, mengunjungi keluarga korban bencana tanah longsor di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan. Kunjungan tersebut diawali dengan ziarah ke makam empat korban yang meninggal dunia akibat tertimbun longsor pada Sabtu (1/11). Turut hadir Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur, perwakilan Kemensos, serta sejumlah pejabat terkait di lingkungan Pemkab Trenggalek.
Selain menyerahkan bantuan kepada keluarga korban, Bupati yang akrab disapa Mas Ipin ini juga meninjau lokasi bencana sekaligus memberikan edukasi mitigasi bencana kepada warga sekitar.
“Yang paling penting sekarang kita memberikan pengetahuan kepada warga bahwa wilayah ini masih berada di zona rawan. Jika hujan dengan curah tinggi turun, segera mengungsi ke tempat yang aman,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, hasil pantauan di lapangan menunjukkan kondisi mahkota longsor masih retak dan labil. Pergerakan tanah dikhawatirkan terus terjadi terutama saat hujan deras. Untuk itu, Mas Ipin segera memerintahkan BPBD dan Dinas Sosial menyiapkan lokasi pengungsian sementara di SDN Satu Atap Depok, yang jaraknya tidak jauh dari pemukiman warga.
“Kita siapkan fasilitas sekolah sebagai tempat tidur, konsumsi, dan air minum sementara. Dalam jangka panjang, Pemkab juga menyiapkan lahan untuk relokasi,” tambahnya.
Mas Ipin juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur dan Kementerian Sosial yang telah menugaskan jajaran untuk meninjau dan membantu penanganan pascabencana. Ia berharap sinergi antara Pemkab, Pemprov, dan Kemensos dapat mempercepat proses relokasi permanen. Lebih lanjut, Bupati mengingatkan warga agar waspada terhadap potensi longsor susulan.
Baca juga: 
BMKG Ajak Nelayan di Trenggalek Manfaatkan Teknologi Cuaca Maritim
“Saya imbau warga yang tinggal di sekitar tebing, bila hujan deras terutama di malam hari, wajib mencari tempat yang lebih aman,” tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Trenggalek juga telah men-deploy sistem peringatan dini (early warning system) di beberapa desa rawan serta mengoptimalkan jaringan komunikasi radio lokal bekerja sama dengan RAPI dan Orari, guna mengantisipasi gangguan komunikasi saat listrik padam.
Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi yang turut mendampingi Bupati menyampaikan apresiasi atas langkah cepat Pemkab. Menurut Doding, Pemkab masih memiliki ruang fiskal sekitar Rp 3 miliar untuk penanganan bencana hingga akhir tahun 2025. Ia pun mengapresiasi kerja keras seluruh unsur, termasuk BPBD, Dinsos, TNI-Polri, dan masyarakat, yang telah berjibaku di lapangan.
Baca juga: 
Sumur Warga Keruh dan Berbau Logam, Ketua DPRD Trenggalek Janji Cari Solusi
“Pak Bupati bersama jajaran Kemensos dan BPBD Provinsi langsung meninjau lokasi. Beliau juga memerintahkan penyediaan tempat pengungsian sementara. Ke depan, hunian sementara akan disiapkan bersama Gubernur,” pungkasnya.
Diketahui, tanah longsor di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Sabtu (1/11), menewaskan empat orang dalam satu keluarga: Sarip (60), Welas (53), Fajar Puji Wibowo (19), dan Rohman (15). Satu anggota keluarga lainnya, Wijianto (30), selamat dengan luka-luka. Pemkab Trenggalek berkomitmen melanjutkan penanganan pascabencana, termasuk relokasi 95 rumah warga yang berada di zona rawan.