September-Oktober, 541 Hektare Hutan di Mojokerto Ludes Terbakar

Selasa, 16 Okt 2018 17:43 WIB
Reporter :
Khilmi Sabikhisma Jane
Relawan dan sejumlah instansi terkait saat melakukan pemadaman kebakaran hutan.

jatimnow.com – Selama musim kemarau ini, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Mojokerto meningkat. Terhitung sejak awal September hingga pertengahan Oktober 2018, sudah ada 541 hektare hutan yang ludes terbakar.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Mochammad Zaini mengatakan, 541 hektare itu merupakan hutan di wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo dan Perusahan Hutan Negara Indonesia (Perhutani).

"Lahan Tahura saja, total luasnya sekitar 10 ribu hektare, yang terbakar seluas 299 hektare. Wilayah Perhutani total luasnya sekitar 14.521 hektare, yang terbakar 242 hektare," kata Zaini kepada jatimnow.com, Selasa (16/10/2018).

Baca juga: Rumah di Ponorogo Terbakar Gegara Anak Mainan Korek, 1 Orang Terluka

Hingga saat ini, lanjut Zaini, titik api atau hot spot masih terpantau di hutan wilayah Tahura. Sedangkan, hot spot di wilayah hutan Perhutani sudah dinyatakan padam seluruhnya.

"Alhamdulillah sekarang sudah padam (kebakaran di wilayah hutan Perhutani), mudah-mudahan tidak muncul hot spot baru. Kami juga berharap segera turun hujan agar kebakaran di wilayah hutan Tahura segera padam," ujarnya.

Baca juga: Ruko di Pasar Ngraho Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp370 Juta

Disinggung soal jalur pendakian yang melintasi kawasan hutan Tahura dan Perhutani di Kabupaten Mojokerto, Zaini menjelaskan sebagian jalur pendakian masih ditutup hingga saat ini.

\

"Karena pertimbangan keselamatan dan demi tidak munculnya hot spot baru, sebagian jalur pendakian masih ditutup. Tapi kemarin kami sudah sepakat, keputusan ini kami serahkan ke masing-masing pengelola," terangnya.

Zaini juga mengimbau kepada para pendaki yang bermalam di hutan, agar tetap menjaga alam dengan cara tidak membuat api saat di tengah hutan. Sebab, hal ini bisa memicu kebakaran hutan.

Baca juga: Toko Bangunan di Ponorogo Terbakar, Pemadaman Berlangsung 4,5 jam

"Kita sendiri sudah sering menyampaikan, oke lah boleh kita naik ke gunung, membuka tenda dan sebagainya, tetapi harus kita jaga bersama. Kemarin kita sudah sepakat, bahwa kalau naik ke atas sudah steril, yang tidak bisa mematuhi ya tidak boleh naik," pungkasnya.

 

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Mojokerto

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler