jatimnow.com - Wacana pemberlakuan Sistem Ganjil Genap (SGG) di Surabaya ditolak oleh sejumlah driver taxi online. Sebab penerapan itu diyakini bakal mengurangi pendapatan para driver secara drastis.
Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur, Daniel Lukas Rorong mengatakan, jika sistem SGG diberlakukan, dipastikan bakal mengurangi pendapatan para driver taksi online hingga 50 persen. Jangka panjangnyaa, justru akan menambah jumlah pengangguran.
"Kami sepakat menolak wacana itu," tegas Daniel, Rabu (5/12/2018).
Baca juga: Satlantas Polres Mojokerto Terapkan Sistem Ganjil Genap, Catat Lokasinya
Baca juga:
- Surabaya Disarankan Terapkan Sistem Plat Nomor Ganjil Genap, Setuju?
- Wacana Sistem Ganjil Genap di Surabaya, Ini Kata Dishub Jatim
- Gubernur Pastikan Kebijakan Ganjil Genap Tidak Diterapkan di Jatim
Selain bakal menurunkan pendapatan para driver taxi online, pemberlakuan sistem SGG itu akan membuat para driver kesulitan membayar angsuran mobilnya tiap bulan.
Wacana sistem ganjil genap di Surabaya itu sendiri dilakukan dengan dalil agar kemacetan di Surabaya bisa dikurangi. Namun menurut Daniel, hal itu (kemacetan) justru membuat tidak berdampak kepada para driver taxi online.
Baca juga: Kabupaten Mojokerto Terapkan Ganjil Genap untuk Kendaraan Menuju Pacet-Trawas
"Yang berdampak justru kalau sistem (ganjil genap) itu diterapkan," tegasnya lagi.
Terkait penalian bahwa Surabaya mulai mengalami peningkatan kemacetan, Daniel dengan tegas membantahnya. "Di Surabaya dan Malang itu, macet sih iya. Tapi masih bisa jalan. Jadi gak macet-macet amat," tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo memastikan bahwa kebijakan sistem ganjil genap untuk kendaraan mobil tiak akan di terapkan di Jawa Timur.
Baca juga: Catat! Pasar di Jatim akan Diberlakukan Sistem Ganjil Genap
"Tidak ada program tentang ganjil genap untuk Jatim, titik. Saya hanya dapat perintah langsung dari menteri perhubungan bahwa Jatim harus lakukan diskusi soal ganjil genap, itu saja" kata Soekarwo, Selasa (4/12/2018) kemarin.