Pixel Code jatimnow.com

Jambore Batik di Banyuwangi, Bupati Anas: Warisan Budaya Bangsa

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Hafiluddin Ahmad
Peragaan busana dalam Jambore Batik di Banyuwangi
Peragaan busana dalam Jambore Batik di Banyuwangi

jatimnow.com - Sebanyak 125 perajin batik dari 38 kabupaten/kota se Jawa Timur mengikuti Jambore Batik, sejak tanggal 5 hingga 7 Juli 2019.

Acara yang digagas oleh Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ) menyajikan beragam kegiatan, mulai dari fashion show, gathering hingga kelas batik.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa batik telah diakui sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO. Bidang ini perlu dikembangkan secara serius sekaligus melestarikannya.

"Industri kreatif adalah kekuatan bangsa Indonesia, maka batik sangat potensial ditumbuh-kembangkan. Dan jambore ini, merupakan salah satu cara agar para pembatik bersinergi meningkatkan kemampuan dan kualitas batiknya, sekaligus wawasan pemasarannya," kata Anas saat bertemu peserta Jambore Batik di Banyuwangi, Sabtu (6/7/2019).

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Banyuwangi, Ipuk Festiandani mengaku bangga dan berterima kasih kepada APBJ yang memilih Banyuwangi sebagai tuan rumah Jambore Batik kedua kalinya.

"Semoga dengan jambore ini para perajin batik dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi dalam mengembangkan usaha batik tulis, khususnya di wilayah Jatim. Bagi kami batik jadi bagian penting dari proses-proses yang sedang tumbuh di daerah, khususnya pariwisata," ucap istri Bupati Azwar Anas itu.

Dalam jambore tersebut, para pembatik mendapat edukasi berbagai teknik membatik. Mulai dari desain, teknik pewarnaan terakota, hingga teknik pembuatan lilin canting nol.

"Warna terakota kita angkat ini karena kita sepakati terakota menjadi warna batik Jawa Timur. Terakota yang merupakan warna batu bata ini diinspirasi dari kisah kerajaan Majapahit," kata Ketua APBJ, Wirasno.

Baca juga:
Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya

APBJ memilih Banyuwangi sebagai lokasi jambore karena industri kreatif batik mendapat porsi dan perhatian serius dari Pemkab.

Banyuwangi, kata Wirasno, konsisten menggelar acara yang mengangkat batik ke dalam festival, sehingga pelaku industri batik terus tumbuh.

"Diharapkan dengan mengajak peserta ke Banyuwangi, akan membuat perajin batik dari kota lainnya terinspirasi dan tergerak untuk lebih greget mempromosikan batik di daerahnya," terang Wirasno.

Even ini, lanjutnya, merupakan wadah bertemunya para perajin batik. APBJ menginginkan agar para pembatik di Jatim dapat meningkatkan karyanya secara kualitas.

Baca juga:
Anggota DPRD Jatim Ini Usul Batik dari 14 Dapil jadi Seragam

"Kita ingin seluruh perajin batik menjadi pintar bersama, karena itu kami menggelar banyak diskusi dan workshop untuk saling belajar, berbagi pengalaman, dan menjaring masukan dari para perajin yang berasal dari 38 kabupaten/kota se Jatim ini," sebutnya.