Pixel Code jatimnow.com

Gempa di Jembrana Bali Bikin Warga Pancer Banyuwangi Sempat Mengungsi

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Hafiluddin Ahmad
Warga Pancer Banyuwangi sempat mengungsi di Bukit Sainem akibat gempa di Jembrana, Bali
Warga Pancer Banyuwangi sempat mengungsi di Bukit Sainem akibat gempa di Jembrana, Bali

jatimnow.com - Warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi sempat mengungsi saat terjadi gempa magnitudo 4,6 di di 84 km barat daya Jembrana, Bali sekitar pukul 08.29 Wib, Rabu (24/7/2019).

Dari info BMKG, gempa tersebut dirasakan di wilayah Kuta, Denpasar, Banyuwangi, Jember, Tabanan dan Lombok Utara. Karena panik, warga Dusun Pancer yang merasakan getaran gempa tersebut sempat mengungsi ke Bukit Sainem. Kepanikan warga sempat direkam warga lain dan tersebar di sejumlah Grup WhatsApp.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam mengatakan, berdasarkan pantauannya di lokasi, situasi terkini di Dusun Pancer sudah kembali normal.

Namun sebelum itu, warga Dusun Pancer memang sempat berlarian untuk mengungsi ke Bukit Sainem. Karena ada isu bahwa alat pendeteksi gempa, Early Warning System (EWS) berbunyi.

"Masyarakat merespon itu karena ketakutan. Karena tanggal 16 ada isu itu (tsunami), kemudian ada lagi isu alarm EWS berbunyi walaupun sebenarnya masyarakat tidak mendengar. Karena ada isu EWS berbunyi, sehingga masyarakat sempat berlarian untuk mengungsi," papar Eka.

Menurut Eka, pada alat pendeteksi gempa tersebut, bunyi alarm yang dikeluarkan di bawah kendali BPBD Banyuwangi. Saat gempa dengan magnitudo 4,6 itu terjadi, BPBD tidak membunyikan alarm tersebut.

Baca juga:
Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan

Diduga, yang memicu kepanikan warga yaitu isu alarm EWS berbunyi dan trauma tsunami yang pernah dialami warga Dusun Pancer pada tahun 1994 silam.

"Mungkin karena masyarakat Dusun Pancer ini trauma dan kemungkinan sekarang ini sampai pada kondisi psikologis ketakutan, hingga responnya seperti itu," ungkapnya.

Kendati demikian, kondisi masyarakat di Dusun Pancer kembali normal. Hal itu setelah Pemerintah Desa Sumberagung, Tim Desa Tanggap Bencana (Destana) bekerjasama untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat. Selain ada pemahaman yang disampaikan dari pihak desa, juga ada penegasan dari BMKG bahwa potensi tsunami pascagempa kali ini tidak akan terjadi.

Baca juga:
Ini Penjelasan BMKG soal Gempa di Perairan Tuban

Dari kejadian ini, BPBD menilai bahwa masyarakat Dusun Pancer merupakan salah satu daerah yang tingkat kesadaran, kewaspadaan akan terjadinya gempa dan tsunami, cukup tinggi.

"Apa yang mereka lakukan ini merupakan SOP yang disosialisasikan, yang diedukasi oleh Desa Sumberagung. Memang kalau ada peringatan harus seperti itu," tambahnya.