Pixel Codejatimnow.com

Perjuangkan Eksistensi Musik Tradisi, Unesa Gelar Konser Gamelan

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito
Pertunjukan Jelajah Bunyi "Selepas Senja di Tanah Besi" di Unesa
Pertunjukan Jelajah Bunyi "Selepas Senja di Tanah Besi" di Unesa

jatimnow.com - Seni karawitan terutama gamelan dikembangkan dengan musik etnik menjadi dasar digelarnya Konser Gamelan bertema Jelajah Bunyi "Selepas Senja di Tanah Besi" di gedung pertunjukan Sawunggaling kampus Lidah Wetan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Kamis (26/9) malam.

Konser gamelan pertama ini diselenggarakan oleh Unesa menampilkan tiga komposer yang diantaranya sudah eksis di level internasional yakni Joko Porong dengan karya berjudul metronome@maybe, Faisal Budi dengan karya Adventure of Slendro, dan Bagas Lintang menampilkan karya bertajuk Nglangi.

Konser gamelan ini dikemas khas gaya milenial untuk menyatukan komposisi-komposisi dengan unsur kebaruan di jaman modern ini.

Mulai pemilihan judul yang menggunakan vokabuler Selepas Senja adalah memiliki makna puitis bahwa kepenatan manusia setelah seharian bekerja terletak pada sore hari di kala senja.

Joko Porong mengatakan bahwa tema itu tidak ada filosofi apapun, hanya saja arti dari selepas senja adalah pada saat sore hari sangat sulit untuk berkumpul karena sudah sibuk dengan urusan masing-masing.

Sedangkan tanah besi diartikan bahwa kita hidup di tanah besi, besi artinya semangat kita memunculkan ide-ide. Para seniman berekspresi melalui karya, dimana setiap karya selalu membawa pesan tersendiri.

"Jika beberapa hari ini kita melihat ribuan mahasiswa sedang melakukan aksi menuntut keadilan, maka seniman menuntut keadilan melalui pesan karya seni dan bukan berarti seniman berdiam diri," katanya.

Baca juga:
Semarak Unesa Ramadan Carnival Diserbu Ribuan Warga Surabaya

Salah satu karya Bagas Lintang misalnya berjudul Nglangi, berasal dari bahasa Jawa artinya berenang. Menceritakan tentang bahwa dalam kehidupan, kita terkadang seperti anak-anak di desa yang sedang belajar berenang di sungai.

Ada saatnya mengikuti arus, ada kalanya harus melawan arus. Itulah kehidupan yang di ekspresikan melalui komposisi gamelan yang awalnya terstruktur, namun juga di acak dengan komposisi musik lain yang disebutnya new gamelan.

Sudah banyak sekali event yang telah diikuti oleh Joko Porong, mulai Gamelan International Festival, International Music Festival, Festival Gamelan Nusantara dan sebagainya.

"Karena pada saat ini telah masuk era milenial, jadi kita mempromosikan gamelan dengan cara yang milenial juga. Kita harus sanggup mengantar gamelan hingga ke ranah internasional," ujarnya.

Baca juga:
Ketika 4 Kampus di Jatim Serukan Pilpres 2024 Cacat Demokrasi

Ketua Pusat Studi Seni Budaya (PSiSB) Unesa, Dr I Nengah Mariasa mengatakan bahwa konser gamelan ini adalah konser pertama yang digelar di Unesa sebagai langkah awal untuk kembali membangkitkan geliat musik-musik tradisional.

"PSiSB yang berada dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini akan terus berupaya maksimal untuk bisa membumikan karya seni budaya sekaligus meningkatkan peran dosen dan mahasiswa dalam riset-riset tentang seni budaya," katanya.

Dr Anik Juwariyah, Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Unesa mengatakan bahwa antusiasme masyarakat terhadap seni karawitan dan gamelan memang sudah berkembang, tapi hasilnya belum menggembirakan.

"Konser gamelan ini harus rutin dilaksanakan. Terima kasih kepada seluruh komposer serta KKM Gamelan Sawunggaling yang merupakan wadah kegiatan mahasiswa untuk memajukan seni karawitan," katanya.