Pixel Codejatimnow.com

Kebakaran di Pegunungan Ijen Seluas 500 Hektar Masih Menyisakan Bara

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Petugas BPBD padamkan bara yang membakar 500 hektar Pegunungan Ijen
Petugas BPBD padamkan bara yang membakar 500 hektar Pegunungan Ijen

jatimnow.com - Seluas 500 hektar lebih hutan dan lahan di Pegunungan Ijen yang terbakar hingga kini masih menyisakan bara api yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan berdasarkan laporan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pegunungan Ijen mencapai 500 hektar.

Baca juga: 

Pada hutan dan lahan seluas 500 hektar lebih itu menyisakan sumber api. Sebab, di sejumlah titik bekas kebakaran kemarin ditanami pohon-pohon pinus.

"Saat ini titik api tidak muncul, tetapi sumber apinya yang ada. Sumber api itu kan bara. Karena yang terbakar kemarin itu kan pohon-pohon pinus yang mengandung getah, sehingga bara bisa bertahan lebih lama," jelas Eka via seluler, Rabu (30/10/2019).

Untuk proses pemadaman bara api, lanjut Eka, hingga sejauh ini baru sekitar 35 sampai 45 persen kawasan hutan dan lahan yang telah ditanggulangi. Proses pemadaman menggunakan water bombing maupun jalur darat.

Baca juga:
Pertamina Tanjung Wangi Tanam 1000 Bibit Cemara di Kaki Gunung Ijen

"Kita sekarang memadamkan bara api, bukan memadamkan api. Itu (bara api) masih banyak yang belum padam, baru 35 sampai 45 persen yang sudah dipadamkan," ujarnya.

Adapun hingga Selasa (29/10), pengeboman air (water bombing) untuk memadamkan bara api di pegunungan Ijen telah dilakukan sebanyak 37 kali.

Rinciannya, tambah Eka, pada Minggu dan Senin (27-28/10) dilakukan sebanyak 28 kali pengeboman air. Sedangkan pada Selasa (29/10) sebanyak 9 kali pengeboman.

Baca juga:
Status Tanggap Darurat Kebakaran di Pegunungan Ijen Diperpanjang

Sementara itu, kendala yang dihadapi petugas, imbuhnya, yakni cuaca buruk berupa angin kencang dan awan tebal.

"Cuaca buruk berupa angin dan awan, awan ini menghalangi jarak pandang. Kalau penerbangan di bawah awan itu membahayakan, kalau di atas awan ininya (sumber apinya) tidak kelihatan, tidak termonitor," tandasnya.