Pixel Codejatimnow.com

Harga Buah dan Sayur di Pasar Induk Osowilangun Lebih Stabil

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Sahlul Fahmi
Suwarno, pedagang cabai di PIOS
Suwarno, pedagang cabai di PIOS

jatimnow.com - Harga di pasar bergerak fluktuatif bahkan terkadang tidak dapat diprediksi.

Kondisi tersebut juga berlaku bagi harga buah-buahan dan sayuran di pasaran, termasuk di Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS).

Jika pada musim panen stok barang jadi melimpah yang akhirnya membuat harga menjadi murah. Namun ketika stok mulai langka harganya lantas jadi mahal.

"Hukum pasar kan seperti itu, kalau barang lagi banyak harganya bisa anjlok. Tapi kalau barangnya sulit harga pun turut melejit," kata Suwarno, pedagang cabai dan sayur di PIOS, Selasa (12/10/2019).

Menurutnya, harga buah dan sayuran di PIOS lebih stabil jika dibanding dengan pasar lain di Surabaya.

"Kalau di pasar lain begitu naik langsung tinggi, tapi begitu turun cukup drastis," ucap pria yang mengaku bisa menjual cabai rata-rata 11 kwintal per hari itu.

Suwarno melanjutkan jika di PIOS ketika harga naik maka naiknya secara berlahan. Begitu juga ketika harganya turun maka turunnya juga perlahan.

Hal ini dikarenakan para pedagang di PIOS saling berkoordinasi dan berbagi informasi satu sama lain untuk mengatur sirkulasi pasokan dari petani.

"Saat stok masih banyak kami berkomunikasi dengan para petani kalau bisa untuk menahan panen atau mengirim hasil panennya ke PIOS. Hal ini kami lakukan agar pedagang dan petani tetap mendapatkan harga terbaik," ujar pedagang asal Kedamean Gresik itu.

Baca juga:
Pedagang Resah, Harga Cabai Rawit di Lamongan Kian Pedas

Sementara jika stok menipis akibat pasokan mulai seret maka para pedagang di PIOS telah memiliki banyak jaringan petani dari berbagai daerah baik yang lokal Jawa Timur maupun luar Jatim.

"Jaringan suplier kami cukup luas, jadi kami tidak kesuitan untuk mendapatkan pasokan," terangnya.

Senada, Muhammad Ansori salah seorang pedagang semangka membenarkan harga PIOS lebih stabil dibandingkan harga dipasaran.

"Pernah petani Jawa Timur banyak yang gagal panen, akhirnya kami terpaksa mendatangkan semangka dari Kalimantan Timur. Tapi itu sangat jarang," ungkap pria yang akrab disapa Cak Mat itu.

Baca juga:
Pasar Induk Surabaya Sidotopo Jadi Pusat Pengendalian Inflasi

Sementara Kusnadi, salah seorang pedagang tomat mengaku jika memiliki solusi sendiri bila pasokan dari langganannya di Probolinggo dan Bondowoso sepi.

"Biasanya saya datangkan tomat dari Malang dan Garut Jawa Barat," kata Kusnadi.

 

Berita ini kerjasama antara Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) dengan jatimnow.com