Pixel Codejatimnow.com

Mensos Pastikan 49 Korban Konflik Sampang Dapat PKH dan BPNT

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito
Menteri Sosial, Julari P Batubara serahkan bantuan
Menteri Sosial, Julari P Batubara serahkan bantuan

jatimnow.com - Menteri Sosial, Julari P Batubara memastikan 49 korban konflik Sampang mendapatkan bantuan pangan non tunai dan program keluarga harapan.

Mereka menerima kartu keluarga sejahtera sebagai bentuk telah masuk dalam program bantuan pemberdayaan pemerintah.

Penyerahan kartu tersebut dilakukan secara simbolik oleh Mensos Juliari P Batubara disela-sela kegiatan Peningkatan Kapasitas Pendamping BPNT 2019, di Hotel Vasa, Surabaya, Kamis (12/12/2019).

"Setelah dilakukan validasi terhadap pengungsi korban konflik Sampang di Kabupaten Sidoarjo. Dari 66 pengungsi yang masih tinggal sebanyak 49 memenuhi syarat mendapatkan bantuan," katanya.

Mensos berharap penyitas atau korban konflik Sampang dapat diterima dan membaur dengan masyarakat lainnya sehingga mereka dapat menata kembali kehidupannya.

Untuk itu, ia berharap Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dapat melakukan pendampingan kepada para penyitas tersebut.

"Semoga bantuan yang diberikan dapat bermanfaat. Mari bersama-sama kita bersatu untuk membangun Indonesia maju dan sejahtera. Tidak ada lagi konflik," terangnya.

Penguatan Peran Pendamping

Dalam kesempatan ini, Mensos Julari P Batubara juga menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras segenap sumber daya manusia program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam mewujudkan penyaluran tepat sasaran ke tangan keluarga penerima manfaat (KPM).

"BPNT sebagai salah satu program unggulan Kemensos program nasional yang telah terbukti berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan. Hal ini tentunya tak lepas dari peran pendamping. Kalian adalah pejuang kesejahteran sosial. Tanpa kalian, kami (Kemensos) tidak bisa apa-apa," katanya.

Baca juga:
Pengamat Soroti Sikap Tak Patuh Risma ke Jokowi

Sebanyak 269 orang pendamping bantuan sosial (bansos) pangan menghadiri acara ini. Mereka berasal dari enam provinsi, khususnya wilayah III yang terdata dalam Ditjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos, yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Jawa Timur.

Penguatan kapasitas pendamping juga diikuti para pendamping dari kalangan milenial. Untuk itu, Mensos merasa senang melihat keterlibatan generasi melenial tersebut karena mereka diyakini memiliki pola pikir terbuka dan mampu mengikuti perkembangan jaman.

"Ini (pendamping dari kalangan milenial) harus diberdayakan supaya jangan sampai keuntungan ini malah menjadi bencana. Artinya, generasi muda harus benar-benar memberikan warna bagi kehidupan bangsa dan negara," ujarnya.

"Kehadiran pendamping milenial membuat pemerintah semakin optimistis penyaluran bansos pangan ke depan akan semakin baik. Meski demikian saya mengingatkan agar para pendamping selalu mengembangkan diri dengan berbagai pengetahuan sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan bagi penerima manfaat BPNT," imbuhnya.

Direktur Jenderal PFM Kemensos, Andi ZA Dulung mengatakan peningkatan kapasitas pendamping BPNT diikuti oleh beberapa unsur antara lain Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (Korteks) sebanyak 95 orang.

Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan sebanyak 14 orang dan unsur dari Kemensos serta Dinas Sosial sebanyak 34 orang.

Baca juga:
Hari Pahlawan, Pemkot Malang Deklarasikan Ekraf sebagai Simbol Local Heroes

"Kita berharap mereka yang mendapatkan pelatihan ini bisa membantu KPM PKH dan BPNT bisa berdaya dan keluar dari masalah kemiskinan yang mereka alami selama ini," kata Andi Dulung.

Ia juga menyebut kegiatan tersebut diserahkan beasiswa kepada tiga anak berprestasi, penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank BRI kepada sembilan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) berprestasi, dan penyerahan buku tabungan kepada 49 keluarga.

Ditempat yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik bantuan yang diberikan kepada penyitas Sampang.

Selain itu, Gubernur juga mendukung penuh penyaluran BPNT di Jawa Timur. Sebagai bentuk dukungannya, Khofifah mejelaskan saat ini Jawa Timur mengalami surplus 2,8 miliar butir telur yang dapat digunakan sebagai bagian BPNT.

"Jawa Timur memproduksi 8,2 miliar butir telur. Kami berharap Bapak Mensos memperbanyak bansos pangan di sini," kata Khofifah.