Pixel Codejatimnow.com

Tiga Cara UNICEF Cegah Bullying dan Kekerasan Terhadap Anak

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Moch Rois
UNICEF Wilayah Jawa saat mengunjungi SD Al Kautsar Kelurahan Bugul, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan
UNICEF Wilayah Jawa saat mengunjungi SD Al Kautsar Kelurahan Bugul, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan

jatimnow.com - The United Nations Children's Fund (UNICEF) Unicef mengungkap fakta jika bullying atau perundungan terhadap anak, sekarang semakin marak. Bahkan dari data mereka saat ini, satu di antara lima anak jadi korban bullying.

"Unicef menggaris bawahi dua kasus kekerasan terhadap anak, pertama yakni kaaus seksual terhadap anak dan kedua yang trend-nya sedang tinggi ini adalah kasus bullying atau perundungan. Lha itu, 1 dari 5 anak mengalami perundungan," jelas Direktur UNICEF Wilayah Jawa, Arie Rukmantara, Selasa (11/2/2020).

Dalam kunjungannya ke Sekolah Dasar (SD) Al Kautsar Kelurahan Bugul, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, UNICEF tidak menampik jika jumlah kedua kasus tersebut bertambah setiap tahunnya.

"Tidak ada peningkatan drastis, namun risikonya masih tinggi," tutur Arie.

Berbagai upaya pendampingan pun telah dilakukan pemerintah dalam melakukan penanganan kekerasan terhadap anak tersebut. Namun sejumlah kegiatan dan dana, baik dari UNICEF hingga pemerintah ternyata masih kurang maksimal.

Baca juga:
CEO Jatim dan Unicef Dorong Pebisnis Sukseskan Vaksinasi Polio, Ini Caranya

"Hal itu dikarenakan ketidaktahuan adanya sistem pencegahan kekerasan terhadap anak," bebernya.

Untuk itu, UNICEF bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencanangkan program one stop service yang dinamai Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI), sebagai upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap anak.

Baca juga:
Kids Take Over: Membuka Ruang Partisipasi Berarti bagi Anak dan Remaja

Tak hanya soal perundungan, dalam PKSAI ini semua masalah anak mulai dari imunisasi, beasiswa anak hingga pemenuhan gizi bakal dilayani secara one stop service.

"Untuk langkah stategisnya terkait perundungan ada tiga hal yang kita siapkan, pertama dengan one stop service itu. Kedua, kita masuk ke sekolah untuk mengenalkan disiplin positif. Ketiga, kita ingin menciptakan kader-kader antibullying di sekolah-sekolah," pungkasnya.