Pixel Codejatimnow.com

Ini Pesan Pemudik di Rumah Isolasi Banyuwangi Putus Mata Rantai Corona

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Aktifitas di rumah singgah bagi pemudik
Aktifitas di rumah singgah bagi pemudik

jatimnow.com - Memutus mata rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19) di Banyuwangi, para pemudik dari zona merah diminta untuk sadar diri untuk menjalani masa karantina 14 hari.

Kabupaten Banyuwangi sendiri menyediakan 262 rumah singgah yang tersebar di 217 desa/kelurahan dengan 622 kamar sebagai tempat isolasi bagi pemudik untuk 'mengkarantina' diri.

Di Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, Banyuwangi misalnya, telah ditempati oleh Gilda, yang pulang dari kampusnya di Bogor, 30 Maret lalu. Ia, menyadari bahwa dirinya termasuk Orang Dengan Resiko (ODR).

"Begitu mendarat di Bandara Banyuwangi, saya langsung ke rumah singgah untuk isolasi. Saya enggak mampir ke rumah biar tidak ada kontak dengan keluarga," ujar Gilda, Rabu (8/4/2020).

Meskipun memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit Covid-19 dan tidak merasakan gejala klinis apapun, Gilda mengaku tidak mau dijemput keluarganya dan memilih untuk naik taksi.

"Ini bukan soal merasa sakit atau tidak sakit, tapi kedisplinan dan kesadaran diri. Kita harus ambil tanggung jawab mencegah Covid-19," katanya.

"Tanggung jawab orang yang baru datang dari luar daerah salah satunya melakukan isolasi 14 hari. Bisa isolasi di rumah singgah atau di rumah masing-masing, yang penting disiplin. Ini kita lakukan untuk diri sendiri dan keluarga tercinta," imbuh Gilda.

Sebelum pulang, Gilda mencari informasi tentang rumah isolasi. Dia juga membaca informasi di media sosial Pemkab Banyuwangi jika di setiap desa telah disediakan rumah isolasi.

Di rumah isolasi itu, juga ada warga lain yang baru pulang dari daerah terjangkit.

Baca juga:
Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu

"Saya mengisi waktu dengan membaca buku, review tugas-tugas kuliah. Di sini nyaman," ujarnya.

Kepala Desa Kaliploso, Rudi Hartono mengatakan selama berada di rumah isolasi untuk kebutuhan pokok warga ditanggung pemerintah desa. Mereka juga diperiksa rutin oleh tim puskesmas.

"Alhamdulillah, hingga hari ke-9 isolasi, tidak ada yang menunjukkan gejala sakit. Semoga terus seperti ini," kata Rudi.

Ia mengaku juga menyulap ruangan kantor desa untuk rumah isolasi. Total ada delapan kamar disiapkan.

Baca juga:
Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi

Di desa lain, sejumlah warga juga telah menempati rumah isolasi yakni di Dusun Parastembok, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu.

"Di antaranya ada yang baru pulang dari Malang dan Sidoarjo. Warga telah diperiksa puskesmas. Kebutuhan dasarnya juga ditanggung," ujar Kades Jambewangi, Ali Masykur.

Kepala Puskesmas Sempu, Hadi Kusairi mengaku telah berkoordinasi intens dengan tim di rumah singgah. Dokter, perawat, bidan, dan tim surveilans rutin memeriksa kondisi kesehatan warga di rumah isolasi.

"Ada yang mengalami gejala ringan. Kami masukkan kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kita beri obat dan vitamin, kita instruksikan berolahraga, menjaga jarak, berjemur," kata Hadi.