Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Machfud Arifin dan Sejarah Baru 'Hidupnya' Langgar Gipo Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Calon Wali Kota Machfud Arifin menandatangani prasasti di Langgar Gipo, Jalan Kali Mas Udik, Surabaya
Calon Wali Kota Machfud Arifin menandatangani prasasti di Langgar Gipo, Jalan Kali Mas Udik, Surabaya

jatimnow.com - Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin menghidupkan kembali Langgar Gipo, langgar bersejarah di Jalan Kali Mas Udik, Surabaya.

Mantan Kapolda Jatim itu terus meninjau dan menyuplai keperluan renovasi langgar tersebut. Jumat (14/8/2020) malam, dia datang ke Langgar Gipo bersama Ny Lita Machfud Arifin, istrinya.

"Pada malam hari ini saya sangat bergembira, alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, bahwa Langgar Gipo yang katanya sudah mangkrak lama, saat ini meski belum sempurna sudah mulai menggeliat untuk dihidupkan kembali," ujar Machfud Arifin.

Langgar Gipo menjadi saksi sejarah Kota Surabaya. Langgar Gipo pernah menjadi tempat Ketua Dewan Tanfiziyah pertama Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasan Gipo untuk mengaji dan menggelar kegiatan masyarakat.

"Ini adalah kawasan haritage yang sangat luar biasa. Kawasan konservasi. Saya terima kasih kepada para pejuang lingkungan Langgar Gipo. Dan lingkungan bersejarah ini nanti bisa kita hidupkan kembali," jelasnya.

Machfud Arifin menyayangkan jika langgar tersebut hanya dibiarkan mangkrak dan tidak ada yang peduli. Sebab langgar ini menjadi saksi sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Calon Wali Kota Machfud Arifin di Langgar Gipo, Jalan Kali Mas Udik, SurabayaCalon Wali Kota Machfud Arifin di Langgar Gipo, Jalan Kali Mas Udik, Surabaya

"Surabaya saja yang belum ada sejarah yang menjadi sesuatu. Padahal di Surabaya itu tempat merdekanya Indonesia berangkatnya dari sini (Langgar Gipo), tapi hingga kini belum ada yang perduli," tambahnya.

Machfud Arifin berharap Kota Surabaya tidak kalah dengan Kota Semarang yang bisa menghidupkan Lawang Sewu dan Jakarta dengan Stasiun Kota sebagai kawasan heritage yang hidup dan berkembang.

"Mudah-mudahan ke depan ayo kita sama-sama bisa menghidupkan kawasan heritage, terutama di kawasan Sunan Ampel ini. Karena di sini sangat tinggi nilai historisnya. Sehingga Kota Pahlawan hanya satu di Indonesia adalah Kota Surabaya ini. Mudah-mudahan pada masanya nanti kita hidupkan kembali," tambah arek asli Ketintang, Surabaya ini.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Dia juga berpandangan bahwa kawasan Sungai Kalimas Surabaya juga bisa menjadi kawasan protokol yang bisa menarik wisatawan dan didukung kawasan kuliner.

"Saya seneng nantinya jika di jalur Kalimas ini menjadi jalur protokol yang luar biasa, dari Jembatan Merah ke daerah sunan Ampel ini kan cuma 800 meter. Tapi jika masuk ke arah sana itu cukup sempit banget. Toh nanti jika di sana ada lokasi tempat untuk berdagang. Maka ditata dengan rapi supaya di lokasi itu bisa untuk berdagang dan berlalu lalang warga. Intinya harus tertata," paparnya.

"Jika itu diinginkan, ini persoalannya bukan hanya pada pemkot-nya saja, tapi juga pada masyarakatnya apa mau tidak untuk ditata. Maka dari itu perlu komunikasi dan interaksi yang baik hingga menghasilkan titik temu yang baik untuk kita bersama," tambah Machfud Arifin.

Calon Wali Kota Machfud Arifin dan Ny Lita, istrinya di Langgar Gipo, Jalan Kali Mas Udik, SurabayaCalon Wali Kota Machfud Arifin dan Ny Lita, istrinya di Langgar Gipo, Jalan Kali Mas Udik, Surabaya

Menurutnya, Surabaya makin bagus bila lokasi bersejarahnya dihidupkan kembali, terutama wisata Sunan Ampel yang menjadi kebanggaan warga Kota Pahlawan.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Machfud Arifin juga menjelaskan, kawasan makam Sentono atau Botoputih itu memiliki nilai sejarah dan perlu ada sentuhan pemugaran atau penataan kawasan heritage.

"Di dekat sini itu banyak yang mempunyai nilai yang bersejarah, termasuk makam Botoputih itu tidak jauh dari sini. Di sebelah sana ada Jembatan Petekan yang bersejarah. Jika dipugar kembali misalnya bisa seperti Jembatan Ampera di Palembang itu. Jadi jika ada kapal bisa naik turun, tapi hingga kini itu belum ada perhatian," ungkapnya.

Machfud Arifin kembali berharap dimulainya dari Langgar Gipo dan menggandeng ahli landscape dari ITS Dr Ing Ir Bambang Sumandiono serta ahli strategi dan budaya Arek Prof Jay Singh. Sehingga bisa mengembangkan dan menghidupkan kembali kawasan bersejarah.

"Kalimas itu punya nilai sangat yang sangat komplit sejarahnya. Saya berharap Langgar Gipo ini bisa terus berkembang dan insyaAllah tidak sulit nanti bisa selesaikan perbaikan atapnya secara bertahap dan paling penting depannya ini terlihat rapi nanti dibenahi pelan-pelan," tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Machfud Arifin juga menandatangani 'Prasasti Miqot Para Ulama dan Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia serta Penggerak Ahlussunah Wal Jamaah an Nahdliyah' Langgar Gipo.