Pixel Code jatimnow.com

Ikan Uceng Penghuni Sungai Setail Banyuwangi yang Kini Menghilang

Editor : Narendra Bakrie  
Herman, salah satu pencari Ikan Uceng di Sungai Setail, Banyuwangi
Herman, salah satu pencari Ikan Uceng di Sungai Setail, Banyuwangi

jatimnow.com - Ikan Uceng merupakan hewan endemis di Sungai Setail, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. Tak seperti dulu, kini Ikan Uceng di sungai tersebut semakin hari semakin menghilang.

Dulu, ikan tersebut sangat banyak dan mudah dijumpai warga sekitar. Warga bahkan sering berlomba menangkap ikan tersebut saat mengisi waktu senggang.

Kini ikan kecil yang nikmat bila diolah itu berangsur tak tersisa. Jangankan menangkapnya, menjumpai saja warga kesulitan. Kalau pun ada, hanya segelintir.

Berbagai spekulasi muncul dari mulut warga. Namun belakangan ada yang menyebut bahwa hilangnya Ikan Uceng di Sungai Setail diduga akibat air sungai sering tercemar.

"Dulu kalau saya pasang perangkap (telik), satu telik bisa mendapatkan Ikan Uceng setengah kilogram. Namun sekarang hanya bisa dihitung dengan jari tangan," terang Herman (41), warga Dusun Krajan, Desa Purwodadi.

Herman beranggapan, sulitnya mendapatkan Ikan Uceng di Sungai Setail lantaran banyaknya sampah di sana. Sebab, ikan jenis ini hanya menyukai air yang jernih.

"Ikan kecil seperti Uceng ini memang tidak mau jika airnya tercemari. Mereka suka air yang jernih. Buktinya dulu ketika saya pasang alat berupa telik bisa mendapatkan banyak sekali, lain dengan sekarang," ungkap Herman.

Padahal, lanjutnya, perilaku warga dalam menangkap ikan ini cukup ramah dan tergolong tradisional. Seperti yang dilakukan Herman, yang memilih menggunakan telik, alat tangkap dari bambu.

Dalam sekali tangkap, Herman biasanya memasang 30 unit telik kemudian ditanam di dalam air. Umpannya hanya butuh tempe mentah, roti tawar ditambah bawang putih. Cara yang unik untuk menangkap ikan.

"Bahan tersebut ditumbuk jadi satu sampai halus lalu dimasukkan ke dalam telik kemudian ditutup. Saat menanam telik di sungai jangan lupa diberi tanda kayu kecil," jelasnya.

Pemasangan telik biasanya dilakukan pada sore hari hingga kemudian pagi harinya dapat dipanen atau diangkat. Hasilnya, selain dapat digunakan lauk sehari-hari juga dijual untuk membantu perekonomian keluarga.

"Saya harap masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai, apalagi sampai mencari ikan dengan cara meracuni. Itu semua sangat disayangkan. Biarlah Ikan Uceng ini bisa dirasakan sampai anak cucu kita," tambahnya.

Ikan Uceng mungkin sangat asing di telinga anak zaman sekarang. Apalagi sampai tidak pernah merasakan kelezatannya yang ternyata mengandung protein yang baik bagi tubuh.

 

Reporter:  Rony Subhan