Pixel Codejatimnow.com

Pak Lurah Blak-blakan Soal Pembongkaran Massal Kijing Makam

Editor : Budi Sugiharto  Reporter : Mita Kusuma

jatimnow.com - Pembongkaran kijing di Makam Asem Buntung, Mangkujayan, Ponorogo bukan tanpa alasan.

Lurah Mangkujayan, Arwangi memberikan penjelasan lengkap. Menurut dia, pembongkaran tersebut merupakan langkah mengakomodir keluhan warga di wilayah Kelurahan Mangkujayan.

Ia menjelaskan saat dirinya berpindah dari Lurah Jingglong menjadi Lurah Mangkujayan pada September 2016 lalu meneruskan tradisi. Yaitu salat berjamaah dari masjid ke masjid di setiap subuh.

Selain itu, ia juga rutin bertemu dengan warga dan tokoh masyarakat. Rata-rata keluhannya tentang Makam Asem Buntung yang kian hari kian sempit dan semrawut.

Jalan atau akses di area pekuburan menjadi sempit karena tidak ada penataan dan pembangunan kijing yang memakan lahan. Warga mengeluh sering tersandung.

"Buktinya saya pribadi, setiap saya taziah mengantar ke makam, saya juga ikut mikul. Teryata betul kalau tidak melihat bawah, kesandung patok," katanya mengawali pembicaraan dengan jatimnow.com, Jumat (2/3/2018) pagi.

Awal Tahun 2017, lanjut dia, sempat menyinggung mengenai Makam Asem Buntung saat dirinya usai salat di salah satu masjid. Dia menjelaskan, saat itu mengatakan ada rencana untuk melakukan pelebaran jalan di pemakaman tersebut..

"Pun penertiban kijing. Dengan cungkup di bongkar. Masyarakat saat itu setuju. Dan saya mulai berkoordinasi di awal Oktober," bebernya.

Ia mengatakan, sudah mengumpulkan Lurah Jingglong, Lurah Tambakbayan yang notabene warganya juga dimakamkan di Asem Buntung. Kesepakatan awal setuju untuk dirapikan.

"Pelebaran jalan juga membongkar kijing dan cungkup identitas jenazah masih tetap ada di patok dan tertancap di tempat semula, yang kena pelebaran jalan patoknya digeser sedikit jadi identitas di patok masih tetap ada," katanya.

Ia mengatakan kijing dan cungkup memakan tempat. Yang seharusnya untuk 5 sampai 6 jenazah yang dimakamkan, namun kalau pekuburan dikijing dan cungkup maka cuma bisa untuk satu jenazah.

"Keadaan Makam Asem Buntung dari tahun tambah tahun semakin padat untuk memperluas makam tidak bisa karena dikelilingi sungai. Dan kelanjutan jangka panjang kasihan nanti untuk anak cucu dan buyut dimakamkan di mana kalau makam penuh," jelas dia.

Ia mengatakan solusinya satu-satunya adalah dengan menertibkan kijing yang selama ini mamakan lahan.

"Biar anak cucu mendapat tempat dengan  membongkar kijing dan cungkup. Biar bisa menampung lebih banyak, juga kelihatan rapi dan bersih juga ada tempat jalan kereta jenazah bisa masuk dalam makam, jalannya nanti dipaving," jelasnya lagi.

Untuk sosialisasi sudah dilakukan dan telah ada kesepakatan bersama di antara ketua RT, demikian ahli waris.

"Musyawarah selanjutnya disepakati sosialisasi  melalui RT ke masyarakat masing masing kelurahan. Dalam surat semua ahli waris makam untuk membongkar sendiri kijing dan cungkup di beri waktu waktu satu bulan dan diperpanjang 3 bulan," katanya.

"Terakhir disepakati bersama jeda waktu pembongkaran sendiri sudah habis, maka kijing dan cungkup dibongkar oleh panitia pengurus Makam Asem Buntung pada 14 Februari lalu, diadakan pemetakan jalan makam," katanya.

Pada Minggu (25/2/2018), juga sudah diadakan bucengan dan tahlil doa bersama dilanjutkan pembongkaran kijing dan cungkup pada Rabu (28/2/2018).

"Besoknya ada yang meninggal. Dikira demo padahal itu melayat," pungkasnya.

Pembongkaran kijing di Pemakaman Asem Buntung pada Kamis (1/3/2018) tersebut sempat menimmbulkan polemik. Sebab warga yang kijing makam keluarganya dibongkar merasa tidak pernah ada sosialisasi.

Reporter: Mita Kusuma
Editor: Budi Sugiharto

Baca juga:
26 Perusahaan di Ponorogo Siap Bayar THR Karyawan