Pixel Codejatimnow.com

Pacu Pendapatan Petani, Banyuwangi Genjot Pengembangan Pisang Cavendish

Editor : Redaksi  
Bupati Ipuk mengunjungi lokasi pematangan Pisang Cavendish milik Gunawan di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi
Bupati Ipuk mengunjungi lokasi pematangan Pisang Cavendish milik Gunawan di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi

jatimnow.com - Para petani holtikultura di Banyuwangi selatan mulai melirik komoditas Pisang Cavendish. Bupati Ipuk Fiestiandani bakal memacu pengembangan komoditas tersebut.

Gunawan, seorang petani di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo mengatakan, sejak 9 bulan lalu, dia beralih dari petani jeruk menjadi petani pisang yang dikenal pula dengan nama 'Ambon Putih' itu.

"Setelah melihat pasar, kami beralih untuk menanam Pisang Cavendish. Permintaannya sangat tinggi dan harganya relatif stabil," ungkap Gunawan dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (1/5/2021).

Sebelumnya Bupati Ipuk mengunjungi lokasi pematangan Pisang Cavendish milik Gunawan dalam rangkaian Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) pada Kamis (29/4/2021).

Menurut Gunawan, saat ini dia harus menyediakan 7 ton Pisang Cavendish setiap harinya untuk pasar Surabaya, Yogyakarta dan Jakarta.

"Kami terus bekerja keras menyiapkan pasokan tersebut. Petani yang menyetor hasil panennya ke perusahaan kita, masih sekitar 40 hektar. Sebenarnya masih kurang karena prospek pasarnya sangat besar," tambah Ketua Kelompok Tani Makmur tersebut.

Bupati Ipuk mengunjungi lokasi pengolahan Pisang Cavendish milik Gunawan di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten BanyuwangiBupati Ipuk mengunjungi lokasi pengolahan Pisang Cavendish milik Gunawan di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi

Pemilik brand KK Banana tersebut menambahkan, pengembangan Pisang Cavendish cukup mudah di Banyuwangi. Dia menyebutkan pada tahun pertama bisa panen hingga dua kali. Sedangkan tahun kedua bisa panen hingga tiga kali dengan interval waktu empat bulanan.

"Alhamdulillah, hasilnya lumayan. Sekali panen dari satu hektar lahan bisa menghasilkan Rp 250 juta. Setahun minim panen dua kali. Lebih menjanjikan dibanding jeruk," ungkap dia.

Baca juga:
Lanudal Juanda Puspenerbal Panen Perdana Pisang Cavendish Berkualitas Prima

Gunawan juga mengungkapkan bahwa produktivitas pisang di Banyuwangi juga lebih baik dibanding daerah lain.

"Sekali panen, satu pohon bisa menghasilkan sampai 34 kilogram. Ini lebih baik jika dibandingkan dengan daerah lain. Di Trenggalek misalnya, hanya maksimal 30 kiligram saja per pohon," terangnya.

Sementara Bupati Ipuk mendukung upaya pengembangan Pisang Cavendish di Banyuwangi. Kejayaan Banyuwangi sebagai kota pisang akan dikembalikan olehnya.

"Kami akan serius mengembangkan pisang ini. Potensinya yang besar serta kondisi alamnya yang cocok dengan Banyuwangi, ini patut untuk dioptimalkan," tegasnya.

Baca juga:
Kuasai Sepertiga Pasar Pisang Nasional, Jatim Perluasan Ekspor ke Pasar Global

Saat ini, lahan pisang di Banyuwangi tersentra di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Muncar dan Cluring.

"Melihat ini, kami akan mendorong Pisang Cavendish dikembangkan oleh petani hortikultura di sini. Apalagi budidaya pisang ini melibatkan banyak tenaga kerja. Seperti Pak Gunawan yang mempekerjakan warga sekitarnya mencapai 40 orang," papar Bupati Ipuk.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan mengapresiasi kerja keras Gunawan yang membudidayakan Pisang Cavendish dari bonggol. Selama ini, Pisang Cavendish gagal dikembangkan di dataran rendah karena pembibitannya berasal dari kultur jaringan.

"Tapi di sini, pembibitannya dilakukan lewat bonggol dan terbukti berhasil. Ini akan kami kembangkan lebih luas," pungkasnya.