Pixel Codejatimnow.com

5 Mahasiswa ITS Buat MPASI Berbahan Dasar Buah Mangrove

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito

jatimnow.com - 5 mahasiswa dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengangkat sebuah ide bisnis Makanan Pendamping ASI (MPASI) bebas gluten berbahan dasar buah mangrove dan aman dikonsumsi bayi.

"Gluten dapat menimbulkan gangguan jaringan saraf dan fungsi otak bagi bayi penderita autisme dan penyakit celiac," ungkap Ketua Tim, Miftahul Jannah, Senin (17/5/2021).

"Salah satu bahan pangan bebas gluten yang bernutrisi tinggi ialah buah mangrove,” imbuhnya.

Mahasiswi angkatan 2019 ini menjelaskan, buah mangrove yang digunakan ialah yang berjenis lindur karena kandungan nutrisinya tinggi dan dapat diolah menjadi tepung. Tepung buah mangrove sejatinya telah memenuhi kriteria bahan pangan yang sehat, yaitu mengandung protein, serat, dan vitamin.

"Pemanfaatan buah mangrove juga upaya memaksimalkan potensi sumber daya lokal yang melimpah namun belum banyak dimanfaatkan," ujar dia.

Selain berbasis tepung buah mangrove, menurut Miftahul, produk MPASI yang diberi nama RooveBites ini juga ditambah kandungan asam amino dan riboflavin dari Glycine max.

"Asam amino dan riboflavin merupakan mikronutrien yang diperlukan dalam masa pertumbuhan bayi," terang gadis kelahiran Sukoharjo ini.

RooveBites memiliki dua varian produk, yaitu RooveBites Porridge berupa bubur untuk bayi berusia di bawah 6-12 bulan dan RooveBites Toddler berbentuk biskuit untuk bayi berusia di atas 12 bulan.

Miftahul juga menjelaskan cara pembuatan MPASI tersebut. Pada tahap awal buah akan direbus selama 20 menit kemudian dikupas dan dipotong. Tahapan berikutnya buah kembali direbus menggunakan abu sekam lalu dicuci.

Baca juga:
Mahasiswa di Surabaya Kembangkan Alat Daur Ulang Plastik Menjadi Bahan Bakar

"Pada perebusan kedua buah perlu direbus lebih lama untuk menghilangkan kandungan sianida dan tanin yang berbahaya bagi kesehatan," papar mahasiswi kelahiran Juli 2001 ini.

Setelah itu, hasil perebusan kedua yang telah dicuci akan direndam selama 48 jam lalu dikeringkan dan digiling menggunakan blender.

Setelah digiling, buah akan berbentuk tepung yang kemudian akan dicampurkan dengan Glycine max.

"Tepung inilah yang kemudian diolah menjadi bubur instan dan biskuit yang pengolahannya seperti pada umumnya," jelas alumnus SMAN 1 Sukoharjo ini.

Dari segi kemasan, RooveBites menggunakan kemasan berbahan aluminium foil. Selain harganya terjangkau, aluminium foil dapat meminimalisir masuknya udara dan bakteri karena material ini tidak bisa ditembus cahaya matahari.

Baca juga:
Mahasiswa ITS Gagas Adat Suku Tengger Jadi Healing Tourism

"RooveBites Porridge dikemas dalam bentuk sachet dan RooveBites Toddler dalam bentuk standing pouch," sambung mahasiswi yang saat ini aktif di Himpunan Mahasiswa (Hima) Kimia ITS.

Saat ini Produk RooveBites tersebut juga telah dipasarkan secar daring lewat platform e-commerce dan dia juga berharap produk ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Pemasaran offline mengutamakan daerah sekitar toko bayi, rumah sakit anak dan bayi, klinik anak dan bayi, tempat penitipan anak dan bayi, serta komunitas pengidap autisme," terangnya.

Diketahui, gagasan inovatif yang dibuat Miftahul bersama empat yakni Sarazen Shalahuddin Akbar, Widya Anastasya Ningtiyas, Nova Ainur Rohma, dan Ardi Lukman Hakim itu meraih medali silver dalam kompetisi Business Plan yang diadakan Edutainer Nusantara Fair (ENF) 2021.