jatimnow.com - Kelompok Usaha Bakrie (KUB) terus berupaya mensupport pemerintah untuk bisa meningkatkan perekonomian negara, salah satunya melalui mineral dan batubara (minerba).
KUB melalui PT Kaltim Prima Coal dan Arutmin yang merupakan dua unit usaha PT Bumi Resources (BUMI), menjadi penyumbang royalti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terbesar, yaitu mencapai Rp 9 triliun di Tahun 2020 dari minerba.
Jika ditambah pajak, maka BUMI Grup masuk dalam 31 perusahaan top pembayar pajak terbesar di Indonesia.
Perusahaan pertambangan bisa memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. Selain dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan devisa negara, juga bisa melalui pembayaran PNBP.
Seperti tertuang dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2017 tentang PNBP. Di mana PNBP adalah seluruh pemerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.
Produsen batu bara terbesar di Indonesia ini setiap tahunnya memproduksi kisaran 80 hingga 85 juta ton, jauh lebih besar dibanding perusahaan serupa. Dan tahun ini, BUMI membidik produksi batubara bisa meningkat menjadi 85 sampai 90 juta metric ton.
Baca juga:
Bank Jatim Tawarkan Konsep KUB Fully Protection Growing Together
Selain itu, Bumi Resources juga menjadi penyumbang besar dalam royalti dan devisa hasil ekspor.
"Bumi Resources termasuk kontributor royalti terbesar di Indonesia bisa mencapai Rp 9 triliun hanya royalti. Kalau mau ditambahkan pajak, maka kami juga termasuk top 31 pembayar pajak terbesar di Indonesia," jelas Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources, Dileep Srivastava, Senin (31/5/2021).
Dileep menyatakan bahwa besarnya kontribusi batu bara pada penerimaan negara, masih melebihi hasil tambang lainnya seperti nikel, zinc maupun emas.
Kata dia, hal ini terlihat dari PNBB yang dicatatkan oleh pemerintah sepanjang 2020. Di mana ESDM mencatat PNBP mencapai Rp 34,6 triliun melebihi dari target Rp 31,41 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 85 persen berasal dari sektor batu bara hampir Rp 30 triliun.
KUB melalui BUMI juga berkomitmen mendukung pemerintah melalui program gasifikasi batubara dan diperkirakan akan dimulai 2025. Program itu bakal mulai memasok untuk proyek hilirisasi batu bara, paling cepat pada 2023-2024.
Sementara untuk proyek gasifikasi yang melibatkan salah satu anak usahanya, Arutmin Indonesia masih dalam tahap pre-studi kelayakan dan diperkirakan baru dimulai 2025.
URL : https://jatimnow.com/baca-35529-kelompok-usaha-bakrie-sumbang-negara-rp-9-triliun-melalui-minerba