jatimnow.com - Praktik jual beli plasma konvalesen bodong di media sosial (medsos) juga menjadi atensi Polda Jatim. Ditreskrimsus menerjunkan tim Subdit V Siber untuk meningkatkan patroli di dunia maya.
Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, Subdit V Siber telah bergerak untuk melakukan patroli siber di media sosial. Sebab berdasarkan pernyataan PMI Jatim, para penipu dan calo plasma konvalesen ini memanfaatkan media sosial dalam menjalankan aksinya.
"Kami dari Ditreskrimsus Polda Jatim sudah melakukan patroli siber di media sosial," ujar Farman saat dikonfirmasi, Kamis (29/7/2021).
Agar lebih mudah mengungkap dugaan kasus tersebut, Farman meminta masyarakat yang menjadi korban segera melapor. Dia juga berpesan agar masyarakat tak mudah percaya dengan pihak yang berjanji membantu mendonorkan plasma konvalesen dengan meminta tebusan uang dalam jumlah tidak wajar.
"Masyarakat harus hati-hati jika ada pendonor yang meminta sejumlah uang dan laporkan jika menemui modus penipuan ini," pintanya.
Baca juga:
Kejar Target 200 Kantong Plasma Konvalesen, JCI East Java Gandeng Influencer
Sebelumnya, Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur, Edi Purwinarto membeberkan sejumlah informasi terkait penyalahgunaan plasma konvalesen. Ada yang menjadikan sebagai ajang bisnis, ada pula yang melakukan penipuan.
"Terakhir ini ada informasi ternyata menjadi ajang bisnis, inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan, ada terjadi yang kita terima, ada penipuan sudah ditransfer terus kemudian pendonor tidak ada," ujarnya, Rabu (28/7/2021).
Terkait plasma konvalesen yang dipakai ajang bisnis, Edi telah membuktikannya. Ia sendiri baru-baru ini menerima pesan singkat melalui WhatsApp (WA) berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen. Harga yang dipatok terbilang sangat fantastis.
Baca juga:
Polisi di Surabaya Pelototi Medsos Pantau Jual Beli Plasma Konvalesen Bodong
"Saya juga membaca ada tawaran Rp 20 juta per kantong PK (plasma konvalesen), ditawari brosur," ungkapnya.
Sedangkan soal penipuan, Edi tak menyebut rinci. Hanya saja pihaknya telah mendapatkan informasinya. Seperti halnya ada warganet yang curhat jika pelaku penipuan plasma konvalesen kerap memanfaatkan media sosial.