Pixel Codejatimnow.com

Kisah Bripka Febri, Polisi Surabaya Penyelamat Nyawa Pendeta asal Korsel

Editor : Redaksi  
Bripka Febri Rijal Syaifudin (kanan) saat menerima penghargaan dari Asisten Konsul Kedubes Korea Selatan untuk Indonesia di Jatim, Lee Kyung-yoon
Bripka Febri Rijal Syaifudin (kanan) saat menerima penghargaan dari Asisten Konsul Kedubes Korea Selatan untuk Indonesia di Jatim, Lee Kyung-yoon

jatimnow.com - Seorang polisi yang sehari-hari berdinas di jajaran Polrestabes Surabaya, Bripka Febri Rijal Syaifudin mendapat penghargaan dari Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan (Korsel).

Penghargaan itu diterima Febri setelah berjuang menyelamatkan hidup seorang pendeta asal Negeri Gingseng bernama Kim yang sedang terpapar Covid-19 varian terbaru pada 18 Juli 2021.

Kasus Covid-19 di Indonesia yang sedang tinggi-tingginya membuat pendeta KIM kesulitan mendapatkan rumah sakit.

"Di mana-mana rumah sakit penuh, semua orang dirawat karena Covid-19," ungkap Febri, Rabu (13/10/2021).

Meski sudah mendapat bantuan dari Asosiasi Korea berupa obat-obatan darurat hingga oksigen, kondisi Kim kian memburuk. Saturasi oksigen yang normalnya di angka 95-100, turun menjadi 77-80.

Setelah sepekan dirawat, Kim ingin kembali ke negara asalnya untuk mendapat perawatan yang lebih baik. Namun dia mendapat penolakan, karena kondisi paru-parunya yang sudah rusak.

"Staf medis di Korea Selatan mendesak agar segera dipindah ke rumah sakit yang ada ventilatornya," tutur dia.

Namun, bukan hal mudah untuk mendapatkan ruang perawatan. Karena saat itu kasus Covid-19 meningkat drastis. Febri pun mengakui kesulitan menemukan akses kesehatan.

Febri datang bak malaikat penolong bagi pendeta KIM. Dia berhasil mendapatkan informasi mengenai kamar perawatan pasien Covid-19 yang kosong dan memadai.

"Saya akhirnya menemukan Rumah Sakit Rahman Rahim di Sidoarjo. Malam hari dari Malang langsung mengantarkan Pak Kim menggunakan ambulans," ungkap dia.

Pada 27 Juli 2021 itu, Kim sudah mendapat perawatan yang memadai. Keesokan harinya dia mulai sadar dan bisa mengonsumsi makanan seadanya.

"Akhirnya saya dapat kabar Pak Kim sehat kembali, beliau sendiri mengakui tidak yakin bisa selamat," tambah Febri.

Setelah dua hari mendapat perawatan di rumah sakit tersebut, akhirnya pendeta Kim diizinkan untuk kembali ke Korea Selatan menggunakan pesawat pengangkut pasien (ambulans udara).

Bripka Febri Rijal Syaifudin (dua dari kiri) bersama Konsul Kedubes Korea Selatan untuk Indonesia di JatimBripka Febri Rijal Syaifudin (dua dari kiri) bersama Konsul Kedubes Korea Selatan untuk Indonesia di Jatim

Baca juga:
Penghargaan Kapolri untuk Aipda Andreas, Anggota Polres Lamongan Korban Teroris

Prestasi dan sosok Bripka Febri

Penghargaan yang didapatkan Febri ternyata bukan pertama kali. Sebelumnya dia pernah mendapatkan apresasi dari Korea Selatan karena jasanya mempererat hubungan persaudaraan.

"Itu Tahun 2016 lalu dapat penghargaan dari Kedutaan Besar Korea untuk Jatim," sambung Febri.

Penghargaan kedua yang diperolehnya setelah menyelamatkan nyawa seorang pendeta diberikan Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia di Jakarta pada tanggal 23 September 2021.

"Saya kaget dan tak menduga bisa mendapatkan apresiasi dari kepolisian Korsel," ujar dia.

Menurutnya, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sudah menjadi tugas setiap anggota Polri. Sebelumnya Febri bertugas di Unit Pengawasan Orang Asing di Satintelkan Polrestabes Surabaya pada 2011-2019.

Meski sudah tidak ditugaskan di sana dan sekarang di Polsek Jambangan, upaya membantu warga asing tentang kemanusiaan dan masa sulit bagi semua orang harus dilakukan.

Baca juga:
Bripka Febri, Polisi Penyelamat Pendeta asal Korsel itu Kuasai 4 Bahasa Asing

"Saya berusaha membantu semampu saya. Prioritas polisi adalah nyawa. Hal yang sering saya pedomani adalah arahan Pak Presiden, yaitu Polri bukan hanya sekedar profesi. Namun salah satu jalan untuk mengabdi," tambahnya.

Asisten Konsul Kedubes Korea Selatan untuk Indonesia di Jatim, Lee Kyung-yoon menyatakan bahwa hubungannya dengan seorang bintara selama 10 tahun itu yang menyelamatkan pendeta Kim saat berada diambang kematian.

Dimata Lee, Febri sudah banyak membantu dengan sepenuh hati dan membuat warga Korea Selatan yang tinggal di Indonesia merasa aman.

"Dia teman yang sangat berharga bagi kami," ungkap Ketua Asosiasi Korea Selatan Jawa Timur tersebut.

Setelah kesembuhan pendeta Kim, Lee dihubungi melalui sambungan telepon. Di sana mereka membicarakan mengenai pengalaman pendeta itu berjuang untuk sembuh dari Covid-19.

"Beliau (pendeta Kim) mengatakan tidak yakin bisa selamat. Ternyata sudah sehat dan sembuh. Saya sangat berterima kasih dengan Pak Febri, karena sudah membantu kami," tutur Lee.

Febri kini bersiap menyambut anaknya lahir ke dunia, karena istri tercintanya sedang hamil anak pertama. Pria 34 tahun ini menguasai Bahasa
Inggris, Jepang, Perancis hingga Korea.