Pixel Codejatimnow.com

Banyuwangi Terpilih Jadi Pilot Project Penanganan Hipertensi oleh Kemenkes

Editor : Redaksi  

jatimnow.com Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memilih Banyuwangi sebagai pilot project (proyek percobaan) penerapan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi.

Program ini akan dijalankan dengan menggunakan konsep Pentahelix Collaborative Governance Model, model penanganan yang melibatkan lintas elemen.

"Banyuwangi ini sudah terkenal dengan inovasi pelayanan publiknya, kami yakin program ini akan berjalan baik di sini mengingat semangat inovasi yang telah dimiliki Banyuwangi selama ini. Bila ini berjalan dengan sukses, maka akan direplikasi oleh daerah lain di Indonesia,” kata Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang ketahanan industri obat dan alat kesehatan, Laksono Trisnantoro saat pencanangan Model Inovasi Administrasi Publik Petahelix Collaborative Governance di Banyuwangi, Rabu (13/10/2021).

Mengapa hipertensi ini menjadi perhatian khusus Kemenkes?

Laksono menjelaskan bahwa saat ini hipertensi menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

“Untuk itu kami meminta daerah turut memberikan perhatian lebih pada masalah ini. Penanganannya harus sesuai dengan standard pelayanan minimal di bidang kesehatan,” ujarnya.

Dilanjutkan Laksono, program ini akan diawali dari tingkat RT. Pelacakan pasien akan dipusatkan pada warga di skala RT.

Baca juga:
100 Seniman dan Budayawan di Banyuwangi Terima Tali Asih

"Nantinya, setiap RT di wilayah yang ditunjuk akan memiliki alat pengukur tekanan darah, sehingga mudah diakses oleh warga,” kata dia.

Ditambahkan dr. Mukti Eka Rahardian, Analis Kebijakan Ahli Madya pada Pusat Analisis Determinan Kesehatan Sekretariat Jenderal Kemenkes mengatakan bahwa ada empat proses yang perlu dilakukan dalam penanganan hipertensi.

Mulai dari pelacakan dan penemuan penderita, konsultasi dokter dan pengobatan, rehabilitasi penderita, kegiatan promotif preventif kepada warga.

Baca juga:
Pemkab Banyuwangi Geber Lagi Program Sekardadu, Apa Itu?

“Dengan proses semacam itu, maka dibutuhkan penanganan yang komprehensif dan melibatkan banyak pihak. Mulai dari pemerintah, akademisi/profesi, sektor bisnis, ormas, dan media. Itulah yang kami sebut dengan pentahelix,” terang Mukti.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, dr Widji Lestariono mengatakan bahwa Banyuwangi termasuk salah satu dari lima daerah yang ditunjuk untuk menjadi perintis pelaksanaan program ini. Untuk Banyuwangi, Kecamatan Cluring ditunjuk sebagai wilayah pelaksanaan pilot project ini.

“Nanti akan kami laksanakan di Cluring sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh Kemenkes, yakni sesuai standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan,” katanya.