Pixel Code jatimnow.com

Arus Penumpang Penyeberangan Rute Kayangan - Pototano Kembali Normal

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Jajeli Rois
Suasana di atas kapal Ro-Ro Kayangan saat melintasi selat Sumbawa dari Pelabuhan Kayangan ke Pototano, Selasa Sore (13/12/2021). (Foto: Gapasdap for jatimnow.com)
Suasana di atas kapal Ro-Ro Kayangan saat melintasi selat Sumbawa dari Pelabuhan Kayangan ke Pototano, Selasa Sore (13/12/2021). (Foto: Gapasdap for jatimnow.com)

jatimnow.com - Sejumlah pelaku usaha atau operator angkutan penyeberangan rute Kayangan (Kabupaten Lombok Timur) - Pototano (Kabupaten Sumbawa Barat) yang berada di Provinsi Nusa Tengara Barat telah berangsung kembali normal. Sehingga armada kapal Roll On Roll Off (Ro-Ro)yang berjumlah 30 unit semakin membaik utilitasnya.

Di sisi lain, Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengusaha Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) sangat berharapa terhadap otoritas pemerintah daerah agar bisa menaikkan tarif penyeberangan lintas pulau yang ada di NTB tersebut guna semakin meningkatkan utilitas kapal mengingat jumlah kapal yang dinilai terlalu banyak.

Deby Arista, 33 tahun, Nahkoda KMP Surya Kayangan milik operator penyeberangan PT SuryaTimur Line mengatakan kapal tipe Ro-Ro ini masih baru buatan tahun 2019 dan langsung dioperasikan di lintas Kayangan-Pototano.

"Dari pabrik galangan kapal, KMP Surya Kayangan ini langsung beroperasi di lintas penyeberangan ini (Kayangan-Pototano) meski awalnya akan dioperasikan di lintas panjang Ketapang (Banyuwangi) - Lembar (Lombok). Alhamdulillah feeling owner kapal benar karena arus penumpang dan kendaraan semakin pulih normal di lintas ini," kata Deby, saat menyambut Tim Vaksinasi BINDa NTB yang menaiki KMP Surya Kayangan untuk melakukan ekspedisi ke 4 kabupaten di Pulau Sumbawa guna masifikasi program vaksinasi, Senin sore (13/12/2021).

Secara khusus Deby menjelaskan bahwa pada penyeberangan kali ini saja jumlah kendaraan yang diangkut hampir memenuhi kapasitas angkut kapal.

"Untuk sementara 30 unit kapal yang beroperasi di lintas Kayangan-Pototano ini skemanya 2 hari beroperasi 2 hari off dengan masing-masing pelabuhan ada 2 unit dermaga untuk sandar-labuh kapal Ro-Ro," ujar Deby.

Kepala BINDa NTB Wahyudi Adi Siswanto memberikan apresiasi aktivitas penyeberangan feri rute Kayangan-Pototano yang kini dilayani 30 unit kapal Ro-Ro.

"Layanan angkutan kapal penyeberangan antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa sangat vital bagi mobilitas orang, barang dan kendaraan antar daerah di lingkungan NTB. Untuk itu keberadaan angkutan kapal Ro-Ro ini mesti dirawat dan dijaga operasinya," kata Wahyudi di sebelah Nahkoda KMP Kahyangan, Debi tersebut saat melintasi Selat Alas.

Ketua Umum Laskar Sasak, Lalu Taharuddin menyatakan bahwa warga lombok dan warga Sumbawa sangat tergantung pada moda angkutan penyeberangan antar kedua pulau tersebut.

"Keberadaan moda angkutan Kapal Ro-Ro di NTB masih sangat vital dan urgen sehingga sarana dan prasarana penunjang seperti tambahan dermaga menjadi sangat penting kedepannya mengingat demand arus penumpang dan kendaraan kedepan bisa semakin membesar," kata Lalu Tahar pada kesempatan sama.

Gapasdap Minta Kenaikan Tarif

Pada kesempatan berbeda, Rahmatika Ardiansyah, Ketua Bidang Usaha dan Tarif DPP Gapasdap menyatakan pihaknya telah mengusulkan kenaikan tarif kepada pengambil kebijakan untuk lebih mengoptimalkan proses utilitas armada kapal yang berjumlah 30 unit di rute Kayangan-Pototano.

"Gapasdap secara resmi telah mengajukan kenaikan tarif yang prosesnya telah disampaikan sejak 2020, hingga kini belum direalisasikan," kata Rahmatika saat dihubungi via telepon pada Selasa (14/12/2021).

Rahmatika secara khusus menambahkan usulan kenaikan tarif ini dinilai wajar karena berdasarkan sejumlah faktor baik inflasi, biaya operasional termasuk perbaikan serta maentenance demi keamanan pelayaran, termasuk adanya kenaikan UMR

" Tarif lintas Kayangan -Pototano ini tidak mengalami penyusuaian tarif sejak 2007 dimana armada saat itu masih sedikit, saat ini 30 unit dengan masa operasi 2 hari dan 2 hari istirahat sehingga total 1 kapal beroperasi selama 8 hari dalam seminggu, tentu sangat butuh dukungan kebijakan dari pemerintah khususnya menaikkan tarif," terang Rahmatika yang juga eksekutif PT Dharma Lautan Utama dimana armada kapalnya juga beroperasi di lintas Kayangan-Pototano.