Surabaya - Menu makan pagi kikil sapi? Siapa takut. Olahan bagian kaki sapi ini digandrungi masyarakat Jawa Timur sejak lama. Salah satu yang ternama di Surabaya, adalah Kikil Sapi Pak Said.
Lokasinya di Jalan Sepanjang Tani No 4, Pagesangan, Jambangan, Surabaya. Kikil sapi berkuah kental dan berbumbu medok, disajikan bersama lontong, sambal, dan jeruk nipis.
Pak Said mendirikan warung sederhana miliknya sejak 1975. Awalnya, Pak Said berdagang berkeliling, seiring banyaknya peminat sajiannya, beliau kemudian mendirikan warungnya sendiri.
Pak Said yang semakin menua, kini digantikan perannya dalam menjalankan warung oleh Fitriasih, anak perempuannya.
"Sekarang yang jualan saya sama saudara, bapak bantu-bantu dirumah buat bumbu sama yang lain. Tapi bapak kadang datang buat ngecek warung," ujar Fitriasih, Minggu (9/1/2022).
Kikil Sapi Pak Said. (Foto: Shella Shofiyannajah/jatimnow.com)
Bumbu kikil sapi diracik langsung oleh Pak Said. Sang istri yang bertugas membeli rempah-rempah dan pelengkap lainnya di pasar setempat. Jadi tidak heran jika rasa olahan kikil sapi di warung Pak Said, konsisten dalam hal rasa.
Baca juga:
Kuliner Lontong Kikil di Lamongan Harga Rp5 Ribu, tapi Rasanya Megilan!
Ciri khas sajian kikil sapi Pak Said, terletak di tekstur kikilnya yang empuk dan kaya cita rasa. Menurut Fitriasih, untuk memasak kikil, ayahnya membutuhkan waktu selama 6 jam. Tiga jam untuk merebus kikil dan 3 jam untuk membuat bumbunya meresap.
"Kikilnya empuk, ya gara-gara proses masaknya. Sekitar 3 jam direbus sama air terus 3 jam lagi direbus bareng sama bumbu biar rasanya meresap," jelasnya.
Saking banyak peminatnya, Pak Said juga menerima pesenan dalam jumlah besar untuk acara khusus, seperti pernikahan dan hajatan.
"Kikilnya kita sudah ada dari penyuplai tetap, sudah langganan bapak dari dulu jualan," jelasnya untuk ketersediaan bahan baku lontong kikil.
Seporsi lontong kikil dibanderol Rp25 ribu. Bagi yang ingin berkunjung, Pak Said buka warung mulai pukul 08.00-21.00 WIB.
Pembeli disarankan mengendarai sepeda motor saat ke lokasi, karena lahan parkir yang terbatas, dan warung yang hanya berkapasitas 10 orang.
Reporter: Safrial Anggra
