Mojokerto - Masih banyak masyarakat tidak mengenal Maggot. Kalau sudah tahu, pasti banyak yang jijik melihat salah satu jenis belatung tersebut. Namun belatung dalam bahasa latin Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens, itu bisa mendatangkan cuan atau untung jika dibudidayakan dan dikelola dengan baik.
Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, yang membudidayakan maggot dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Budidaya maggot ini dimulai, ketika Desa Sidoharjo menerima hadiah setelah masuk salah satu desa terbaik dari 7.700 desa dalam pengelolaan sampah. Diganjar hadiah dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melalui Program Desa Berdaya DPMD sebesar Rp100 juta.
"Bantuan ini kami realisasikan dalam bentuk budidaya maggot yakni untuk memanfaatkan sampah dari tidak bernilai ekonomis menjadi layak jual. Karena banyak sampah dibuang ke tanah pekarangan kosong, dibuang di sungai atau dibakar jadi tidak ada pemberdayaan ekonomi masyarakat maupun tidak mendidik," kata Rifan, Minggu (13/2/2022).
Budidaya maggot ini diresmikan 10 Desember 2021 dan berada di Balai Dusun Simpang, Desa Sidoharjo. Secara perlahan budidaya maggot mulai menghasilkan. Untuk 1 gram telur mampu menghasilkan antara 3 sampai 4 kilogram maggot.
Skala produksi untuk maggot berkisar antara 5-10 kg per hari. Produksi masih dibatasi karena berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk. Telur per 100 gram bisa dijual Rp5 ribu, untuk maggot per 1 kilogram seharga Rp5 ribu.
Baca juga:
Video: Budidaya Ulat Hongkong Beromzet Jutaan Rupiah
"Ada juga yang maggot hitam itu bisa sedikit mahal, perkilogram Rp55 ribu. Sedangkan kita juga punya produk maggot oven," tukas Rifan.
Kemasan 100 gram, dijual dengan Rp10 ribu. Namun produk maggot oven masih dalam pengembangan. Budidaya maggot BUMDes Sidoharjo ini telah menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk kas desa dengan penjualan perhari rata-rata antara Rp200 ribu sampai Rp350 ribu.
Langkah awal membangun budidaya maggot yang merupakan bagian dari Program Desa Berdaya DPMD ini akan terus dikembangkan.
Rencana jangka panjangnya, lanjut Rifan, pihaknya akan membuka sekolah pengelolaan lingkungan yang terbuka bagi siswa-siswi dari sekolah dasar hingga menengah atas.
Baca juga:
Budidaya Ulat Hongkong, Pria di Jombang Kebanjiran Cuan
"Kedepannya, progam ini akan membuka sekolahan pengelolaan lingkungan terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar dan kami akan berikan benih maggot gratis untuk dibudidayakan di tempat asal masing-masing," tuturnya.
Selain itu, nantinya juga di salah satu tanah kas desa akan dikembangkan bisnis-bisnis yang lain yang bisa dapat memberdayakan sekaligus menyejahterahkan masyarakat.
"Kita siapkan lahan tanah kas desa berukuran 9x50 meter di pojok desa. Kalau nanti di sana kurang strategis untuk pengelolaan sampah, kita siapkan bisnis-bisnis turunan selain maggot, seperti ikan hias atau konsumsi, bebek, dan lain-lain," tutupnya.