Pixel Codejatimnow.com

Gunung Agung Erupsi, Bandara Banyuwangi Batalkan 5 Penerbangan

 Reporter : Erwin Yohanes
NAM Air sesaat akan take off dari Bandara Banyuwangi
NAM Air sesaat akan take off dari Bandara Banyuwangi

jatimnow.com - Dalam satu hari pasca terjadinya erupsi Gunung Agung di Bali, setidaknya 5 jadwal penerbangan gagal berangkat sejak pagi hingga sore ini, Jumat (29/6/2018).

Diantaranya, pesawat Garuda Indonesia GA 7302 dari Surabaya, Citylink dengan nomor QG 703/700 Cengkareng-Banyuwangi, GA 265/264 Cengkareng-Banyuwangi, GA 7305/7304 Surabaya-Banyuwangi, dan Wing Air dengan nomor IW 1881/1880 rute Surabaya-Banyuwangi.

Asisten Manager of Safety Risk and Quality Control Bandara Banyuwangi, Edy Febriansyah mengatakan, pagi tadi ada 2 penerbangan yang gagal landing di Bandara Banyuwangi.

Untuk siangnya ada 3 penerbangan yang dicancel pemberangkatan oleh pihak maskapai.

Hingga saat ini, Noktam kewaspadaan terhadap abu vulkanik di wilayah udara Bandara Banyuwangi.

"Sampai sekarang ada 5 penerbangan yang cancel dari tadi pagi," kata Edy kepada wartawan dikantornya, Jumat (29/6/2018).

Baca juga:
International Tour de Banyuwangi Ijen Digelar Kembali, Catat Tanggalnya!

Untuk penumpang yang gagal berangkat, kata Edy, mendapatkan refund atau penggantian tiket dari pihak maskapai. Selain itu, pihak maskapai juga memfasilitasi penumpang yang gagal berangkat tujuan Jakarta dengan kendaraan travel menuju Bandara Djuanda melalui jalur darat.

"Alhamdulillah dari temen-temen airlines juga sudah mendukung karena itu suatu force merger dan memberi kesanggupan kepada penumpang terkait kejadian erupsi Gunung Agung," paparnya.

Namun demikian, imbuh Edy, beberapa maskapai seperti Citylink dan NAM air siang dan sore ini tetap melakukan take off dari Bandara Banyuwangi menuju Surabaya dan Jakarta.

Baca juga:
Menengok Kampung Jamur di Banyuwangi, Raup Omzet Rp360 Juta Per Bulan

"Tadi pihak bandara melakukan pepper test untuk mengetahui ada tidaknya abu vulkanik di lintasan Bandara Banyuwangi. Hasilnya hingga sore ini masih nihil," tutup Edy.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Erwin Yohanes